Sabtu, 20 September 2014

The Old Maid

We played that "Babanuki" or "The Old Maid" card game.
That old maid was wandering from one's hand to another.
Like a tragedy, happens from one to another's life.
We just played and laughed.
Didn't care about tomorrow, didn't worry about what will come.
For a second, i thought i was saved.
Well, i have good friends.

It ain't tears that heal, it's ice cream

I knew it was all my fault, and i'm totally conscious that this would be happen sooner or later.
Tears flown like a river, though it was shallower than before.
In the middle of my 'nowhere'-drive, i realized ice cream would be better to set up everything.
And i just turned back all the way to Him, everything will be alright.
Yes it will, as long i determine myself for being a better human.
What a touching story~

Rabu, 17 September 2014

最近のエピソード

(8・9)みんなが頑張ってる

(9.9)みんなが不安を感じる

(16.9)みんなが泣いてる

(17・9・朝)みんなが助けられる

(17・9・夜)みんなが本当のことを分かってはじめる

どうしてもあたしは研究者になることに決めた。

Keputusan

"Banyak yang terjadi, warnawarni

Lukisan yang urakan itu telah menampakkan makna seiring polesan tinta baru saling bertumpukan

Saat si pelukis mulai merasa puas akan karyanya ia termakan keegoisan dan obsesi

Ia lupa, bila melihat lebih seksama masih nampak warna kelam menyeruak, ngeri..."

Yah, terserah mau seperti apa sajaknya, aku sudah memutuskan

Entah itu lukisan atau apalah, aku tak akan berhenti memoleskan warnanya

Meskipun tak akan indah lagi, meskipun akan tetap menyedihkan

Sedikit.

Sedikit saja, aku telah merasa lebih kuat dari sebelumnya

Itu saja cukup untuk saat ini.

Allah bersamaku..






Sane

"Putih, bersih, hal itu tidak akan terjadi pada selembar kanvas seorang pelukis sejati.

Warna tinta yang ia tumpahkan di palet nya begitu beragam sebanyak ide yang ada di otaknya

Kini kanvas itu telah tertimpa oleh banyak rahasia, kenangan, dan dosa

Hasil tarian jari jemari seorang jenius dengan tongkat ajaibnya yang ia torehkan setiap hari

Karya yang menakjubkan dan tak ada yang tahu bagaimana sebenarnya pilinan kisah dibaliknya

Kini kenyataan mengharuskan sang pelukis untuk membuatnya terlihat polos kembali, putih seperti sedia kala

Indah, bersih, cerdas... imej itu yang diinginkan oleh mereka

Nafsu, bohong, dan janji yang terlewati... itu yang rupanya terlanjur melekat dalam paduan warna

Sejarah akan dipaksa untuk berganti

Masa depan akan disusun bagai potongan puzzle yang tak sesuai

Sang pelukis terdiam, pemandangan dunia yang sejak dulu berputar dalam bola matanya kini terhenti memilu

Ia butuh seseorang untuk mengatakan padanya bahwa ia masih wara

Seseorang yang menyadarkannya bahwa jarum pendek di jamnya masih berjalan mengiringi waktu

Seseorang yang meyakinkannya bahwa ia masih berada pada dimensi yang sama walau masanya berbeda dengan saat kanvas itu masih putih

 Lalu ternyata sang pelukislah yang paling mengerti, bahwa dunianya kini telah teraduk oleh mesin waktu"

Membacanya aku teringat, momen seperti ini telah beberapa kali terjadi

Meski mungkin rasanya tak sama seperti saat menulisnya, menyedihkan.


(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...