Kamis, 06 Februari 2020

Staycation di saat Pemulangan Dokter Internsip angkatan I thn 2019 (Finally!)


Senin lalu tepatnya tanggal 3 Februari 2020, telah dilaksanakan proses lepas sambut Dokter internsip angkatan I untuk daerah Provinsi DKI Jakarta di Hotel Grand Mercure Harmoni. Untuk gelombang 1 ini ada sekitar … wahana RS yang dibuka dengan dokter internsip yang dipulangkan berjumlah sekitar 168 orang. Berita tentang acara pemulangan ini sudah dibagikan sejak pertengahan Januari 2020, aku yang saat itu tengah menjalani dinas di puskesmas kecamatan Pesanggrahan udah merasa ga sabra menunggu hari H tiba. Setahun proses internsip dengan segala drama akhirnya terlewati.



Dari si bayi Cuma bisa merem melek sampe bisa jalan ke sana kemari dan tertawa. Bukan Cuma da yang bertumbuh kembang, bapak mamaknya juga makin subur dalam setahun ini heheh. Buanyak banget ilmu yang didapat terutama tentang cara menghadapi pasien dan rekan kerja dengan segala kepribadiannya. Belum lagi saat dinas di IGD kita dilatih untuk selalu bisa bertindak cepat dan efisien meskipun tidur kurang dan perut lapar. Bila dulu aku mengeluh karna harus melewati proses iship agar bisa mendapat STR definitive, sekarang aku begitu bersyukur pernah berkesempatan mengeyam pendidikan tambahan diluar kuliah ini.

Tak henti-hentinya ucapan syukur kubatinkan karena atas kebaikan-Nya aku bisa menjalankan proses ini di wahana yang dari segi lokasi maupun beban kerja itu bisa dikatakan enak bangeet. Dan 1 lagi hal yang paling aku syukuri adalah mendapat teman sekelompok yang baik, asik, kooperatif, lucuk, pinter, dan kompaak.


Oh ya, aku pengen cerita tentang drama sebelum hari H pemulangan ini. Jadi, setiap pembekalan dan pemulangan setiap internsip akan dipasangkan dengan 1 orang iship lain untuk emnginap dalam 1 kamar. Nah, berhubung iship cewek di wahana kami jumlahnya ganjil alhasil aku sempat kalang kabut mencari orang yang bisa kuajak sekamar. Semalam sebelumnya aku sempat wara-wiri menjapri iship2 lain untuk mencari info apakah mereka masih ‘available’ tapi berhubung udah H-1 tentunya mereka sudah pairing semuaa. Sedih, kesel, kecewa, semua aku rasain malam itu. Rasanya seakan tertolak banget, seakan gapunya kawan. Padahal aku udah mempersiapkan momen ini dengan penuh sukacita, aku berniat membawa Zaysha untuk ikut menginap, merasakan sarapan dan berenang di hotel bintang 4 yang jarang-jarang bisa kami dapatkan secara gratis. Aku bahkan telah membeli pakaian renang untuknya dan untuk ku pakai ketika di sana, tapi euphoria itu seketika menguap ketika aku dihadapkan kenyataan bahwa aku belum tau siapa teman sekamarku nanti. Bisa jadi dia adalah a totally stranger yang gak akan kasih ijin zaysha untuk menginap bareng kami. Tapi kemudian aku melihat beberapa postingan motivasi yang membuatku akhirnya ikhlas berserah kepada Allah.

Kalo emang rejekinya kami sekeluarga bisa nyambi staycation di sana maka pasti akan terjadi. Yang malamnya aku masih sungut2 keesokan paginya udah ketawa ketiwi pasrah ama nasib. Dan, tidak disangka2, ada salah satu dari iship kami yang Qadarullah berhalangan hadir karena sedang sakit sehingga aku bisa mengisi kamar yang seharusnya ia isi dengan partnernya. Alhamdulillah, walaupun bukan temen sekelompok tapi aku udah seneng minimal pas nyampe hotel ga terplongo karna gatau mau check in bareng siapa. Ternyata temen separtnerku ini juga sedang bapil sehingga ia ga menyarankan aku untuk bawa anak, walaupun ada tawaran dari temen yang lain untuk bertukar kamar tapi aku tetep masih bingung karena aku segan untuk menukar pairing yang udah mereka buat sebelumnya. Takut ganggu juga kalo bobo sama bayi nanti malamnya ikut terbangun juga. Aku dan suamiku sudah ancang-ancang untuk memesan hotel di sekitar lokasi acaa yang rate kamarnya lebih terjangkau, sudah ada beberapa hotel yang ku survey dan pada sore harinya aku sudah meminta suami untuk booking kamar di sana. Posisi suamiku saat itu baru pulang kerja dan masih di rumah bersama si bayi. Tapi Maasya Allah tabarakallah, sore itu teman sekelompok ku Fitrah meng-iyakan untuk suami bisa numpang tidur di kamarnya yang seharusnya diisi sama Coco (ia berencana pulang pas malamnya). Buru-buru aku menelepon suami supaya ga perlu pesen hotel lagi dan alhamdulillah memang belum dibook. Okeh, suami udah ada kamar, tinggal bingung Zaysha mau dibawa bobo di mana.



Malamnya, ketika kami asik berkumpul di kamar Risa dan Lusi, bermain kartu dan nyanyi2 sebagai perpisahan tidak resmi kelompok kami, tiba-tiba fitrah kembali menawarkan untuk memakai kamar mereka karena ia juga berencana pulang sehingga kamar itu akan kosong! Maasya Allah, rejeki yang ga disangka-sangka. Yang awalnya pasrah gadapet temen sekamar akhirnya malah dapet sekamar kosong yang bisa kami tempati sekeluarga, ibaratnya menang voucher liburan gratis!! Kembali lagi Allah ingatkan aku untuk tidak terlalu bersedih akan suatu masalah dan menyerahkan segala urusan kita pada-Nya. Kun fayakun, yang maka terjadilah. Ga perlu khawatir karna rejeki tiap orang sudah ada porsinya. Moon map kalo ceritaku agak lebay, Cuma perkara nginep di hotel aja sampe bikin galau. But, I’m telling you, aku adalah tipe orang yang gampang frustasi when thing does not go as planned. Apalagi aku juga orang yang hobi banget staycation di hotel, walaupun ga sering karena terkendala budget, wkwkk. Alhamdulillah sekali lagi : ) )

Malam itu kami lalui dengan tidur lelap dan terbangun esok harinya diiringi irama gerimis yang membuat badan terasa semakin lekat dengan Kasur. Walaupun kamar tipe deluxe itu terasa begitu nyaman kami tetap stick to the plan untuk mengajak Zaysha berenang di pool yang terletak di lantai 5 hotel. Untungnya pagi itu kolam renang sama sekali kosong, kami benar-benar puas menikmati kolam renang sambal mengabadikan momen dalam bentuk foto dan video. Zaysha juga tampak menikmati momen ini meskipun ia terlihat kedinginan ketika nyelup kedalam air. Ini bisa jadi stimulasi motoric dan sensorik baginya yang sehari-hari banyak di rumah. Seusai berenang kami lanjut menyantap berbagai menu di restoran hotel dengan konsep All you can eat itu. Jangan tanya seberapa banyak makanan yang ku raup yah, kalap mak hahaha

 






Yahbegitulah curhatan mak-emak baperan kali ini. Dibalik momen kesenangan menginap di hotelnya ada haru yang mendalam karena harus berpisah dengan sejawat yang sudah seperti keluarga sendiri. Ini memang akhir perjalanan kami bersama tapi ini juga merupakan start point bagi kami yang akhirnya berkarir sebagai dokter sungguhan, bukan dokter muda bukan pula dokter internship. Balik jadi pengangguran lagi, menikmati waktu luang yang bisa jadi boomerang yang bila tidak dimanfaatkan untuk tetap mengasah ilmu dan skill. Semoga sejawatku sukses di jalannya masing-masing. See you at the top!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...