Memenuhi
target khatam perbulan
Yap, mulai
dulu dengan sisi terpenting dari hidup yah, masalah amal ibadah. Karena hidup
ini Cuma sementara, dan aku sadari betul sesempurna apapun kita di bidang karir
dan keluarga, semua itu akan ku tinggalkan ketika ajal menjemput. Aku malu bila
tiap harinya aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk browsing di internet
bermain sosmed namun untuk khatam 1 juz per hari saj aaku tidak mampu, padahal
bila dibandingkan dengan kisah sahabat Rasul yang bisa khatam Alquran bahkan
setiap harinya, ini adalah seburuk-buruknya usaha ku untuk bisa menunjukkan
rasa cintaku pada kitab suci yang Allah turunkan sebagai pedoaman hidup manusia
ini. Tentunya ini bisa menjadi ajang pelatihan kedisiplinan ku karena metode
yang ku gunakan adalah membaca 2 lembar setiap waktu sholat fardhu sehingga 2
lembar x 5 waktu total 10 lembar perhari yang mana berarti 1 juz bisa ku
khatamkan dan insya Allah dalam sebulan bisa khatam Al-Qur’an.
Menyelesaikan
hafalan juz 30
Huhuhu
sebenernya malu banget ini sih, umur segini tapi juz amma aja belom hafal
semua, padahl mungkin sudah ratusan judul lagu berbahasa Indonesia maupun asing
yang sudah kuhafal diluar kepala. Belum lagi sejak memiliki anak surat-surat
yang kubaca saat sholat cenderung surat pendek sehingga menumpulkan hafalan
surat-surat panjangku. Untung nya di setaip pertemuan halawah kami ada sesi
murajaah yang bisa menjadi ajang penyemangatku untuk menambah hafalan tiap
minggunya, soalnya malu kan say kalo yang di murajaah surat-surat itu mulu
hehe. Caranya, hmm mungkin dengan menambah hafalan dan murojaah setelah selesai
tilawah setiap harinya. Tidak lupa dengan membaca surat-surat yang baru dihafal
saat sholat agar terus terlatih.
Menamatkan
minimal 10 buku
Di awal
tahun aku sempat membaca artikel di situs medium tentang seorang yang bercerita
mengenai buku-buku yang ia baca selama tahun 2019, aku jadi tertarik untuk
mengikutinya pada tahun 2021 nanti, hahaha. Bukan cuma sekedar ikut-ikutan tap
aku merasa bila diri ini hanya terbiasa membaca tulisan singkat berupa caption
Instagram maka otak ku akan menciut dan canggung ketika dihadapkan ke situasi
harus membaca tulisan panjang seperti pada saat menjalani proses sekolah lagi
nantinya. Penelitian juga mengungkapkan bahwa orang yang terbiasa membaca juga
memiliki kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik dibanding mereka yang
tidak. Aku juga ingin sekali membeli buku-buku baru tiap melewati Gramedia
namun aku sadar di rumah saja begitu banyak buku yang belum ku selesaikan.
Karena itu harus komitmen untuk bisa minimal perbulan selesai 1 buku, apapun
genre nya itu.
Mengupdate
blog minimal 2 minggu sekali
Sebenarnya
tujuanku banyak membaca juga untuk meningkatkan kemampuan literasiku sehingga
diharapkan aku semakin mahir dalam menulis. Tentunya punya literasi tinggi tapi
tidak dibarengi dengan terus berlatih hanya akan membuat kemampuan itu mandeg,
jadilah aku berharap bisa rutin menulis konten terutama di blog namun untuk
versi singkat bisa di Instagram. Because sharing is caring, aku berharap
kedepannya juga bukan hanya curhatan yang ku bagi namun juga mengenai info-info
kesehatan sejalan dengan profesi dokterku. Lagi-lagi ini merupakan latihan juga
bila nanti aku berkesempatan untuk bisa mengenyam pendidikan dokter spesialis,
aku sudah mampu untuk menelurkan karya tulis ilmiah sebagai penunjang studi ku.
Merutinkan
skincare pagi dan malam
Mengingat
usia yang terus bertambah, muncul pula garis-garis baru yang dahulu tak pernah
menghiasi wajah ini. Ku sadari, tanda penuaan kini makin menghantui dan seakan mengancam
akan hilangnya pesona diri dari sang suami yang notabene setiap harinya
berkerja di kantor startup dimana karyawannya so pasti banyak ciwi-ciwi gaul
Jakarta yang masih seger dan cantik jelita (wkwkwk agak lebay tapi beneran
kuatir aku tuu). Gaboleh sepela ama masalah ini, karena ku rasa sudah cukup
terlambat merasa concern sekarang dan bila ditunda lagi untuk care sama diri
sendiri maka siap-siap aja makin galau tiap kali memandang cermin. Mengikuti
trend skincare ala negeri ginseng dengan 10 steps nya yang bikin glowing
layaknya gelas porcelain, aku udah mulai ngumpulin beberapa produk untuk rutin
kupakai pagi dan malam di tiap harinya. Paling minimaaal banget, ga ketinggalan
pake sunscreen tiap kali keluar rumah di kala daytime ya mak!
Membiasakan
olahraga rutin minimal 2x seminggu
Selain
wajah yang harus kinclong, ini tumpukan lemak-lemak yang bergelayut manjah
harus perlahan dibasmi dari tubuh emak-emak 2 anak soon to be ini. Sebelum
punya anak aku tergolong rutin minimal 2-3x seminggu menjalankan workout di
rumah dengan mengikuti video di youtube, tapi dengan segala kerempongan ngurus
anak olahraga bagaikan jadi kegiatan yang tak masuk list prioritas sama sekali.
Padahal tiap hari di puskesmas kerjaannya ceramahin pasien supaya rutin
olahraga tapi sendirinya, bleeeh. Tentunya berhadapan dengan kasus penyakit
tidak menular seperti hipertensi, diabetes dan hiperkolesterol setiap harinya
menyadarkan ku bahwa aku bisa saja nanti menjadi pasien juga dengan pola hidupku
yang hobi makan gorengan dan malas gerak ini. Walau tahun ini dibuka dengan
musim hujan, ga ada alasan untuk tidak merutinkan aktivitas fisik seperti jalan
pagi terutama saat weekend. Juga olahraga rutin bisa berbuah pada kulit yang
lebih sehat dan segar. So this is a must!
Meraih
level N2 pada JLPT
Aku
berencana untuk mengikuti test JLPT pada Juni nanti, kali ini aku akan
mengambil level test N2. Ku yakin kali ini perjuangannya akan jauh lebih sulit
karna kata orang soal-soal N2 ama N3 itu beda jauh tingkat kesulitannya, secara
N2 biasanya digunakan sebagai syarat minimal kemampuan Bahasa jepang ketika
kita meng-apply untuk jenjang formal seperti melamar kerja atau mendaftar
sekolah lagi, sedangkan N3 lebih ke kemampuan Bahasa sehari-hari. Buku N2 udah
dibeli, kumpulan soal-soal udah di download tinggal eksekusinya. Aku
menjadwalkan setiap hari selasa adalah hariku melahap buku dan berlatih
mengerjakan soal. Walaupun sebenernya aku ga tau kapan sertifikat kemampuan
Bahasa Jepang ku ini bisa kugunakan, tapi gapapa yang penting ngumpulin aja
dulu hitung-hitung mengupgrade diri. Ganbaru zo!
Menerapkan
ASI ekslusif untuk anak kedua
Insya Allah
bila sesuai maka anak keduaku akan lahir sekitaran akhir bulan Maret yang
berarti di akhir tahun dia akan berumur sekitar 9 bulan. Kali ini aku bertekad
untuk bisa menyusui penuh hingga ia berumur 6 bulan tidak seperti kakaknya yang
harus sudah memulai MPASI pada usia 5 bulan diakibatkan masalah bingung putting
kala itu. Ini erat hubungannya dengan ku yang sudah mulai bekerja dari umur
Zaysha 3 bulan sehingga mau tidak mau dia harus minum ASI perah dan salahnya
saat itu kami menggunakan dot sebagai media pemberian ASIP, belum lagi karna
alasan kesibukan membuatku tidak bisa banyak menyetok ASIP sehingga kebutuhan asinya
jadi kurang terpenuhi. Untuk itu, aku berencana setelah selesai internsip aku
akan berhenti bekerja hingga si anak ke dua berumur minimal 6 bulan, karna aku
khawatir aku akan mengulangi kesalahan yang sama bila tetap bekerja. Tentu aku
akan tetap berusaha memompa ASI agar bisa terus memicu produksi ku hingg
usianya mencapai 2 tahun.
Meningkatkan
nominal saldo rekeningku
Ini nih,
terkait keputusan ku untuk menunda bekerja pastinya akan berimbas pada saldo
rekening pribadiku yang akan mandeg atau bahkan akan makin menipis bila aku
tidak pandai mengelolanya. No no no, biar bagaimana-pun aku ingin di penghujung
tahun aku semakin makmur tidak hanya bergantung dari kucuran dana gaji suami
untuk keperluan ku. Entah dengan cara berbisnis investasi, atau dengan menjadi
dokter onlne yang bisa leluasa bekerja di rumah. I’ll figure it out. Jangan
lupa rajin sedekah sebagai bentuk rasa syukur dan agar harta yang kita simpan
itu tetap berkah.
Nah, itu
dia kumpulan resolusi yang berhasil ku susun di awal tahun bisa jadi ke
depannya akan bertambah seiring berjalannya waktu. Akankah sebagian besar dari
resolusi ini tercapai? Semoga saja ya! Bagaimana dengan resolusi mu? Apa masih
sama dengan tahun lalu? J

Tidak ada komentar:
Posting Komentar