Kelanjutan dari cerita baper postingan yang lalu. Drama buibu galau yang maju mundur mau menyapih anaknya. So this time i’m gonna tell you the bright side of the story. Karena setiap perjuangan ga melulu tentang jatuh terguling, namun juga tentang bangkit dan melangkah perlahan menuju kesuksesan, sheddhaaap!!!
Mari kita buka dengan beribu ucapan syukur, Alhamdulillah!! Once again, never thought i would get into this phase this quick! Awal-awal mulai proses sleep training ini memang berasa banget struggling nya, sampe-sampe diri ini merasa hopeless, “bakalan lama nih kayaknya..” begitu yang sering menyelimuti pikiranku. Mengingat dari beberapa postingan blog orang lain mengenai proses menyapih, kebanyakan bisa sampai berbulan-bulan. Keburu ciut duluan mak! Walaupun memang ada juga para mommies yang membagi ceritanya bahwa secara ajaib anak mereka bisa disapih hanya dalam kurun beberapa minggu bahkan hari. Beneran ga nyangka, Zaysha bisa beneran lepas nen terhitung 5 hari sejak aku mulai mengurangi frekuensi menyusunya. Awalnya aku masih berfokus pada sleep-trainingnya, dengan harapan ia bisa terbiasa tidur tanpa berulang kali terbangun sambil nangis2 minta susu. Aku belum benar-benar berniat untuk menyapihnya, namun setelah beberapa hari aku benar-benar mempelajari perilaku si kecil, disitu aku menyimpulkan mengurangi frekuensi saja akan tetap membuat ia terus mendesak agar disusui supaya bisa tertidur. Dan, akhirnya dengan berat hati aku benar-benar mencoba supaya malam itu sama sekali tidak memberikan what she wanted the most, her mommy’s breastmilk.

Gimana caranya? Ya seperti biasa, dengan being completely dissapeared when she woke up. Jadi si Zay ini kalau tau disitu ada mamaknya, mau ditimang-timang kek gimanapun ma bapaknya gabakalan berhenti nangis, maksa supaya disusuin. Sebelumnya juga mencoba cara seperti ini, sembunyi selagi suami menghandlenya, tapi hati ini ga kuat denger si kecil yang nangis terus dan akhirnya tetep mengambil alih dengan menyusui nya, gagal maning gagal maning, gitu aja sampe akhirnya kejadian drama ‘lempar botol susu’ (lebay ya sebutannya). Yap, setelah kejadian itu, aku bener-bener mencoba menguatkan hati dan berkomitmen untuk tega menyapih Zaysha.
Oke, malam itu sebelum tidur Zaysha dibiarkan melakukan rutinitas nya: ganti popok-baca buku-mimik cucu dengan dot-guling-guling di kasur dengan keadaan lampu kamar redup-daaan ketika dia udah capek tinggal diencourage untuk bobo sendiri (mamak bapaknya akting udah bobo di sampingnya). Alhamdulillah berhasil tertidur tanpa nyussui, kalo cara ini sih udah beberapa kali berhasil, lebih gampang nidurin pertama kali tanpa nyusu. Yang paling susah itu ya pas dia kebangun lagi, ga mungkin kan diajak ganti popok dan baca buku lagi, yang ada malah seger bukannya ngantuk, hehe.
Kalo tidur jam 9 malam biasanya jam 1 pagi udah kebangun lagi, menangis tentunya. Mamaknya langsung sembunyi dalam selimut sampe ga keliatan sama sekali (sejempol kakipun gaboleh nongol), si bapak yang ikut kebangun langsung sigap bawa si bayik keluar kamar sambil ditimang2, kalo gaberhasil=> kasih susu uht/dot, kalo gak berhasil juga dibangunin dengan diajak ngobrol, nyanyi dll, sampe dia capek lagi baru ditimang lagi sampe tidur. Sehari, dua hari, tiga hari, begitu terus sampe Zaysha bener-bener terbiasa dengan rutinitas sebelum tidurnya. Dari rutinitas inilah ia makin terbiasa untuk tidur tanpa diberikan fasilitas menyusui, timang-timgan, pokoknya guling-guling sendiri sampe ngantuk terus merem n bobo sendiri. Ajaibnya, bukan cuma ia bisa lepas dari menyusui tapi juga bisa mandiri tidur sendiri.Dalam artian ga perlu disusuin atau ditimang lagi.Memang dari mulai dibawa masuk ke kamar untuk rutinitas nya butuh waktu sekitar 30 menitan untuk dia benar-benar tertidur, tapi hal ini sudah berlangsung selama seminggu lebih! Masya Allah putri kesayanganku, mama bangga pada mu, nak!
Untuk tidur pertama itu insya Allah masih di maintain terus, semoga bisa terus seperti ini ke depannya. Nah, yang jadi masalah kan kalo kebangun di malam hari yang bisa 2–3x. Siasat ku ketika dia terbangun dan tetap menangis bila dengan papa nya adalah aku mendekapnya seperti posisi metode kangguru pada saat skin to skin. Sehari dua hari pertama aku harus sambil berdiri selama10 s.d 15 menit menimangnya dengan posisi seperti itu. Tentunya, i have to make my upper body fully covered, bisa dengan kain dll, pokoknya wajahnya gaboleh melekat ke kulit tubuh ku supaya tidak mengingatkannya untuk menyusui langsung. Lama kelamaan ia bisa kembali terlelap hanya dalam 5 menitan ku timang dalam posisi aku duduk memangkunya dalam dekapanku. Bahkan ada hari dimana tanpa ditimang, hanya di tenangkan dengan suara “sssh… shhh..” atau dengan tepukan lembut di punggung ia bisa kembali tertidur. Dan yang bikin tambah senang dalam seminggu ini ada 3 hari dimana ia sama sekali ga terbangun sampai menangis sampai pagi hari, ia hanya beberapa kali merengek kecil kemudian mengubah posisi tidurnya dan kembali terlelap. Warbiyasah! Maasya Allah!
Begitulah kira-kira cerita singkat tentang proses sleep-training Zaysha yang menurutku kemajuannya lumayan cepat ini. Singkat? Padahal postingannya panjang gini ampe dibagi perpart wakakakak, tapi serius lho kalo dijabarin per malamnya lika liku sampe bisa tahap ini bakal bisa jadi beberapa bab hahahaha
Untuk buibu yang juga mungkin lagi galau mau menyapi bayi atau mau mulai sleep-training mungkin cerita ini bisa berguna, tapi harus sabar bacanya yak karna berjilid-jilid. Mungkin ke depannya aku akan mempersingkatnya dalam sebuah postingan tips n trik biar lebih ke poin-poin utamanya aja. Berhubung ini baru 2 mingguan bisa jadi ke depannya akan ada pengalaman baru terkait sleep training yang bisa aku bagikan. So mommies, keep fighting for your loved ones!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar