Jumat, 11 November 2016

Beda pendapat boleh asal 1 rasa



Manusia diciptakan berbeda-beda, baik dari bentuk fisik hingga pola berpikir dan bertindak

Si A berperawakan sedang, penyuka warna putih dan mencintai segala makanan manis
Si B berperawakan tinggi, menyukai semua warna namun sangat anti makanan manis karna dapat menimbulkan kegemukan
Si C berperawakan kecil, penyuka warna hitam dan penyuka gorengan.
Si A, B, dan C dibesarkan oleh keluarga yang berbeda dan tumbuh di lingkungan yang berbeda. Ibu dari si A memang sering menyajikan makanan manis untuk keluarga nya. Sedangkan si B berhenti makan-makanan manis setelah tahu dirinya punya resiko menderita penyakit gula. Di depan rumah si C ada penjual gorengan yang senantiasa nongkrong tiap harinya.

Manusia cenderung memilih karena selera, pertimbangan akan masa lalu atau resiko yang akan muncul, ataupun pengaruh dari lingkungan sekitar.

Si A, B, dan C tidak bisa saling memaksakan agar satu dan lainnya memiliki selera yang sama dengannya, tidak pula membenci selera mereka yang lain darinya.
Keberagaman itu indah, namun rasa toleransi yang membuat keindahannya kekal.
Toleransi bukan hanya sekedar mengalah namun juga menghargai perbedaan itu sendiri.

Sayang sekali, kita semua sering lupa akan hal itu.

Melihat maraknya pemberitaan mengenai perpecahan yang terjadi di berbagai belahan bumi, tidak usah jauh-jauh, di tanah air sendiri. Kelompok-kelompok saling memusuhi, fitnah mengudara, kebencian terpupuk, semua merasa paling benar. Tiap kali berselancar di dunia maya, banyak berita provokasi yang tak jelas kebenarannya, baik berupa artikel, video, gambar, atau sekedar catatan singkat di facebook. Si A korup, si B pembohong, si C teroris. Saling tunjuk, begitu saja tak ada akhirnya.

Toleransi, ke mana ia pergi meninggalkan hati kita? Bukankah Allah mencintai kedamaian?
Si A percaya bahwa makanan manis tidak akan membuatnya sakit. Si B dan C tetap pada selera nya. Tentu si A tidak boleh menghina kebiasaan si A dan si C. Begitu pula Si A tidak boleh memaksa agar si C mau berhenti menyukai warna hitam. Ini hanya contoh sederhana.
Berbeda selera asal 1 rasa dalam hal toleransi.

Dimulai sekarang, dari diri sendiri.

Satu-satunya


Cuma satu, yang dari dulu dirindu
Satu, yang akhirnya ketemu
Satu, yang terbaik

2 Januari 2016, hari di mana senyum terkembang, airmata haru berhilir, ucap syukur terpanjat, dan harapan mengudara. Hari di mana sebuah lembaran baru dimulai dalam ikatan suci pernikahan dua insan yang berjodoh. Alhamdulillah aku resmi menjadi istri dari seorang lelaki bernama Muhammad Arisandy Pratama. Allah mempertemukan kami dengan cara yang baik melalui proses taaruf. 

Rabu, 09 November 2016

Welcome back, me!



Ya Allah udah lama banget ga nulis blog, tanggal 9 nanti tepat setahun ini blog ditinggal penghuni nya. Kalo diibaratkan dengan rumah, lantai nya udah diselimuti debu, dinding udah lembab, atap berjamur, laba-laba bersarang di mana-mana, hiiiy. Layout blog nya juga udah jadul banget nih, pengen ganti gak jadi2 padahal suamiku orang IT (ehem, ciee yg udah punya suami)~

Iyaaa banyak banget moment suka duka terlewati, udah bersuami, udah bermertua, udah ber-ipar, yang belum Cuma kelarin kuliah kedokteran (haduuuuh).

Selain menikah, dalam setahun ini eike juga sempat memulai usaha bersama seorang junior di koas. Kami menjual pakaian muslim dan hijab dengan brand name @yubella_hijab which is udah ga lanjut lagi karna alasan mau fokus ama kuliah dan ngurus suami (padahal LDR). 
Aku juga udah pernah ngurus anak lhooo, tapi anak kucing (insya Allah selanjutnya diamanahi anak manusia, aamiin). Sempet ngerasa jadi cat lady juga sih, ngurus 3 anak kucing dengan segala keriweuhan nya sampai pada akhirnya sekarang ga ada seekor pun yang nyisa di rumah. Dan jangan kelupaan, drama koas masih terus berlanjut. Direpetin konsulen, diadudomba ama perawat nyinyir, ditikung ama junior, sampe nangis di depan tukang buat jadwal koas, yea I know I was so pathetic, tp ga seru kalo ga ada drama ya kaan. 
Apalagi sekarang udah misah dr kelompok akibat spasing beberapa kali, harus lebih tangguh ke sana kemari ngurus sendiri, ga ada yang bisa ngebela yg ada sering di-skill. Well, yang penting udah kelewat :')

Banyak lagi mungkin yang terlupakan tapi, sisa-sisa memori yang masih nyangkut di otak mau aku kumpulin dimari supaya tahun-tahun ke depan bisa look back dan ketawa menyadari betapa bodohnya diri ini. And yeah, I’m still the old Dizi, cuma udah beda status ajah ;)

(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...