Jumat, 11 November 2016

Satu-satunya


Cuma satu, yang dari dulu dirindu
Satu, yang akhirnya ketemu
Satu, yang terbaik

2 Januari 2016, hari di mana senyum terkembang, airmata haru berhilir, ucap syukur terpanjat, dan harapan mengudara. Hari di mana sebuah lembaran baru dimulai dalam ikatan suci pernikahan dua insan yang berjodoh. Alhamdulillah aku resmi menjadi istri dari seorang lelaki bernama Muhammad Arisandy Pratama. Allah mempertemukan kami dengan cara yang baik melalui proses taaruf. 


Kami sebenarnya pernah bertemu 4 tahun silam untuk pertama kalinya pada sebuah seminar di kota Banda Aceh. Kala itu kami kebetulan berada di  grup diskusi yang terdiri dari 10 orang, namun kami tak pernah berbicara langsung. Kedua kalinya adalah saat acara aksi membela Palestine pada tahun 2013 di kota Medan, aku melihatnya namun tetap tidak ada kontak langsung. Dan untuk ketigakalinya kami bertemu adalah saat aku didampingi wali ku, dan ia didampingi murabbi nya, dan keesokan harinya di rumah ku dengan didampingi ibu. Dan ya, pertemuan kami yang ke-5 adalah saat hari akad nikah. Masih ingat betul, diri yang masih kekanakan ini dibalut gaun pengantin dan didandani bak seorang permaisuri, tak dapat menahan air mata saat melihat dari balik tembok, seseorang sedang mengucapkan janji untuk mengambil alih tanggung jawab dari waliku. Janji yang tidak semua lelaki berani mengucapkannya.

Bagai telah berpulang ke rumah, ketenangan yang selama ini alfa kini telah menetap. Ia mungkin bukan lelaki yang memiliki segalanya dalam genggamannya, namun justru tangan yang kosong itu lah yang dapat menggenggam ku kuat. Kekayaan hatinya memakmurkan hatiku. Sesosok penyayang nan baik hati, aku bahkan tak tau apa yang membuatku berhak mendapatkan nya. Bila Ayahku masih berada di dunia ini, mungkin ia pun teramat bahagia putri satu-satunya di-imami seseorang sepertinya.


Tak cukup ribuan hamdalah terucap untuk menunjukkan betapa bersyukur nya hati ini. Allah Cuma beri satu, yang ku tunggu dari dulu. Satu, yang insya Allah akan ku temani hingga Jannah-Nya kelak.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...