Selasa, 02 November 2021

Becoming 28

 Looking back to one of posts in this blog, i realized i wrote something about 'normal' birthday celebration. It was on my 20th birthday i came to realize that my birthday is not the moment i could feel special, otherwise it can be sad to realize that you don't have that many friends who would congratulate you and send you gifts just like when you're younger. 

Well,  this year my birthday came on weekend, Saturday to be precise. I treated my family in a fancy AYCE restaurant, they also gave me gifts. That day just ended without i'm telling my friends thru social media that it was my birthday. As the result, no one greet me aside my family. It's not like i'm sad over this thing, i don't even really remember birthday of my friends either XD. 

It is the truth, when you get older you have your circle small. You're not a treasure of many, you're just someone who's passing day by day, year by year, becoming some small fragments of this society. Sounds so dark, but really this is how i've become. An old cynical mother of two, lol. 

Also, i feel like as i getting older i get so emotional easily especially when it's about my kids. I love them so much, i want to be there thru each day of their growth period. That's why lately i've been trying to eat healthy and exercise more. I want to have a healthy and long life so that i could watch my kids graduating from school, achieving their dreams and marrying someone they love. Hope me and husband can fulfill this dream of mine.

Also i'm now rethinking about my plan to relocate to japan. Whether i would take master degree as an oversea student, or maybe work in a company there. Both needed extra effort and dedication that i still lack of them. No easy way to your goals, right.

2021 will end in a blink, gotta look up on my new year resolution lists that mostly still unachieved, duh.

Jumat, 05 Maret 2021

Pengalaman Tes TOEFL ITP Online di Masa Pandemi Part 2

HARI H UJIAN TOEFL ONLINE

Setelah berdebar-debar sampai gundah gulana (lebay), akhirnya hari itu tiba. Btw, ntuk persiapan aku hanya mengambil celah waktu diantara kerja dan mengurus baby, dengan latihan soal-soal yang banyak tersedia di internet. Untuk cerita tentang persiapan ujian mungkin akan aku tulis di postingan berbeda karena ini fokus pada pengalaman daftar dan proses ujian.

Yak, kembali ke Hari H. Guess what..

Mati lampu doooong! 

Apa gak panik, padahal dari berminggu sebelumnya aku udah berdoa supaya sinyal internet stabil dan anak-anak pada anteng ga ngerusuh, ga kebayang bakalan mati lampu :') (mo'on maap soalnya di Jakarta jarang banget mati lampu, dan sekalinya mati langsung pada heboh di twitter). Aku kebangun jam 4 pagi dan itu udah mati lampu, aku berpikir kalo sampe jam 7 belum hidup lampu maka aku bakal keluar nyari tempat untuk ujian. Saat itu yang terpikir hotel atau semacam reeddoorz gitu, tapi belum tentu listrik nya ga mati jugaa. Belom lagi kalo check in jam segitu bakal dianggap udah check in dari semalem, rugi dong shaay~

Eh, baru inget kalo abang ku tinggal di Tangerang, langsung deh ngerusuhin orang pagi-pagi nelpon buat nanya situasi listrik di sana, sekalian minta ijin buat numpang ujian kalo-kalo listrik ga kunjung nyala. Dan benar, karena musim hujan sepertinya beberapa tower listrik bermasalah sehingga tidak bisa langsung kembali hidup. Meluncur deh ke Tangerang naik grabcar ajak sekeluarga sekalian main wkwk.

Dan mati lampu bukan satu-satunya drama hari itu, kondisi banjir dimana-mana juga membuat jalan tol macet total. Belum lagi laptop dibawa adikku yang berangkat ke tangerang menggunakan motor, niatnya supaya dia nyampe duluan dan bisa setting pas udah sampe. Karena jalanan yang dilalui adek ku banjir jadi grabcar kami yang nyampe duluan, lagi-lagi harus ngerepotin abang buat minjem laptop dia. Alhamdulillah walaupun serba dadakan laptop abang ready baik dari segi perangkat maupun kecepatan internetnya. Dengan masih keadaan panik karena khawatir batal ujian karena bakal telat nyampe, Alhamdulillah aku tetep bisa login 10 menit sebelum waktu ujian. Mepet banget ga tuh.

Naah loh eh, malah jadi curhat kaan. Huhu maaf ya guys, soalnya ini memorable banget ampe bikin dua keluarga heboh :'))

Oh ya, jadi pada saat ujian kita menggunakan 1 #laptop untuk mengakses aplikasi ujian beserta 1 handphone untuk membuka zoom agar kita terpantau. Posisi nya juga ditentukan, dimana gerak-gerik kita harus bisa terlihat oleh pengawas melalui zoom. Kita juga diperbolehkan membawa peralatan tulis untuk corat-coret namun tidak boleh kertas karena khawatir akan mencatat soal yang sifatnya confidential ini. So, yang diperbolehkan adalah clear file dengan selembar kertas putih di dalamnya atau papan tulis mini. 

Ini adalah beberapa langkah yang aku lewati pada hari ujian

Pengalaman Tes TOEFL ITP Online di Masa Pandemi PART 1

 Howdy? Pada sehat semuanya?

Masih pada semangat kan menjalani aktivitas apapun dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Di masa pandemi yang semuanya serba terbatas, kita dituntut untuk terbiasa dengan norma baru. Segalanya jadi serba daring, dari mulai sekolah hingga berbelanja kebutuhan sehari-hari. Sampai-sampai TOEFL Paper Based Test aja sampe ada versi online nya! (Mustinya ganti nama jadi Computer-based nih hehe). Yup, mengingat ada pembatasan kerumunan di mana-mana membuat lembaga ETS meresmikan ujian TOEFL PBT atau #ITP secara daring dan bisa dilakukan dari rumah peserta.

Lah, seriusan? Official ga tuh??

Ini pikiran ku pertama kali mendengar ada versi online dari ujian ini. Namun setelah mencari tahu lebih lanjut, aku mantap untuk mengikutinya dengan pertimbangan tidak repot harus bepergian dan lebih hemat waktu dan ongkos. Udah gitu, kita bisa menentukan perangkat yang kita gunakan seperti laptop dan headset, dimana ujian langsung kita tidak disediakan headset pada saat sesi listening. Tentunya ini akan sangat membantu untuk lebih fokus menjawab soal. Harganya juga tidak berbeda dengan ujian langsung, dengan Rp. 500.000 + ongkir, aku sudah bisa mendaftar dan akan mendapat sertifikat +14 hari setelah tes.


PERSIAPAN UJIAN TOEFL

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar, kalian bisa menghubungi pusat bahasa yang menyelenggarakan ujian toefl resmi di daerah masing-masing seperti #ILP, atau LBUI. Denger-denger sih yang online ini cuma ada di Jakarta, makanya untuk ujian online ini banyak peserta yang berasal dari luar Jakarta. Saat mendaftar kita gak bakal langsung disuruh bayar tuh, ada proses yang harus dilalui sebelum mendapat kloter yakni:

1. Memilih waktu ujian

Layaknya ujian #toefl langsung, kuota peserta itu sedikit dan harus mendaftar dari jauh hari. Dari pengalaman ku rata-rata kuota yang masih tersisa itu masih 2 minggu lagi dan bahkan ada yang 1-2 bulan kemudian. Jadi bagi temen-temen yang butuh hasil cepat jangan mepet-mepet daftar nya yah. Bahkan bila kita sudah ditawarkan kuota untuk tanggal tertentu, namun terlambat beberapa jam melakukan pendaftaran, kita bisa kehabisan kuota karena selaris itu. Mungkin karena penyelenggara Toefl online ini tidak banyak jadi seakan seperti limited seat ceunah.

2. Melakukan pengecekan kesiapan koneksi dan gadget

Bila sudah memilih tanggal, kita akan dikirimkan file yang berisikan langkah sistematis untuk menguji kesiapan koneksi internet dan gadget yang akan kita gunakan. Catat nih, untuk ujian ini hanya boleh menggunakan perangkat komputer seperti laptop/PC (gaboleh handphone) yang memiliki prosesor windows 8.1 ke atas, dengan speaker dan microphone yang berfungsi. Ini sempat bikin aku kelimpungan, karena laptop ku mic nya entah kenapa gabisa, laptop suami #Macbook, dan laptop adek ku charger nya rusak. Alhasil aku kelewat satu periode ujian karena harus nunggu charger laptop adek ku nyampe rumah (well it's cheaper than fixing my laptop's mic tho lol).

Kalo perangkat udah siap, kita diinstruksikan untuk mendownload toefl classroom yang ada di situs resminya. Di sana kita akan diminta melakukan pengecekan bandwith, donwload speed, dan audio (speaker dan mic). 

3. Melampirkan bukti uji kesiapan

Jangan lupa hasil uji kesiapan di atas di screenshoot sebagai bukti bahwa laptop yang kita gunakan sudah memenuhi syarat. Lalu kirimkan bukti skrinsut tadi ke panitia. Pengalaman ku kemarin, komunikasi melalui WA dengan panitia. Bila menurut panitia semua nya baik dan tidak ada masalah, maka kita akan diperbolehkan mendaftar.

4. Mengisi formulir pendaftaran

Setelah itu panitia akan meminta file fto KTP dan mengisi formulir pendaftaran yang berisi data diri beserta alamat untuk pengiriman sertifikat. Kirimkan kembali formulir yang sudah diisi ke email panitia.

Bila semua langkah di atas sudah dikerjakan, panitia akan mengirimkan nomor rekening untuk transfer biaya ujian. Setelah dikonfirmasi, seminggu sebelum ujian biasanya akan dikirimkan mekanisme pada saat hari H. Seperti perlengkapan apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa ke ruang kita ujian. Kita juga akan dimasukkan ke dalam grup WA bersama peserta lainnya untuk diberikan username serta password untuk login.

Ini adalah langkah pendaftaran melalui online yang ku alami, mungkin berbeda bila langsung datang ke pusat bahasanya.


(lanjut ke PART 2)

(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...