Kamis, 04 April 2013
Workhard, Dream, and Imaan Within
Bismillahirrahmanirrahiim..
Long time no see.. Masih dengan ku, Dizi Bellari Putri, mahasiswa semester 6 Pendidikan Dokter UNIMAL, Lhokseumawe. Masih yang dulu, biasa saja.
Kau tahu, waktu terus begulir tanpa memberi kesempatan padaku untuk kembali. Hilang bagai kilapan cahaya tanpa kusadari meninggalkan bayangan sejuta rencana dan mimpi yang ku genggam, musnah menjadi butiran molekul kenangan. Di sini aku, semakin menyesal, semakin hilang kepercayaan..
Bila membuka lagi lembaran kisah masa kecilku yang begitu bahagia, aku teringat akan segala kesenangan yang tersedia bagiku. Baik itu makanan, pakaian, tempat tinggal, hingga segala bentuk jenis hiburan yang menyenangkan memenuhi memori ku. Kami memang bukan keluarga yang kaya raya saat itu, tapi setidaknya Allah selalu memberikan kecukupan pada kami. Ku tersenyum, membayangkan betapa indahnya saat-saat itu. Saat di mana aku bebas berlari melakukan apa yang ku mau. Cita-cita dan impian bukanlah hal yang sulit untuk diciptakan sebanyak-banyaknya bagi Dizi kecil. Yang ia tahu, semua akan tercapai, pasti, suatu saat.
Aku beranjak remaja, menemukan banyak hal baru dan berjumpa dengan banyak orang. Yah, profesi ayahku yang mengharuskan kepindahan domisili kami membuatku harus beberapa kali beradaptasi dengan lingkungan baru. Masalah ini-itu datang silih berganti pada gadis belia ini. Status sosial, pelajaran sekolah, persahabatan dan rasa suka terhadap lawan jenis merupakan issue yang biasa namun sering dalam kehidupanku saat duduk di bangku SD hingga SMP. Tapi, aku yang masih punya banyak mimpi dan kesempatan saat itu tak pernah berhenti berusaha hingga akhirnya beberapa dari mimpiku tercapai, bahkan melebihi dari yang kuharap. Lulus dengan predikat Juara Umum SMP Nasional 1 Bekasi Tahun 2007/2008, dan diterima di SMAN48 Jakarta, salah satu sekolah favorit di Jakarta Timur.
Aneh ya, aku merinding membayangkan betapa mungkin aku meraih prestasi yang menurutku cukup besar itu. Bila membandingkan dengan diriku yang sekarang, hanya garis datar yang memenuhi grafik pencapaian ku. Flat, bahkan semakin menurun.
Aku sering bertanya pada diriku sendiri apa yang benar dari diriku yang dulu, dan apa yang salah dari diriku sekarang. Aku masih lah perempuan yang sama, hanya usia dan keadaan hidup saja yang berubah. Tak ku sangka tiap bait perubahan yang terjadi pada hidupku telah membawaku sejauh ini. Jauh dari cahaya kemenangan..
Aku tahu, hidup ini bukan tentang menang atau kalah, bukan juga tentang menandingi orang lain. Tapi, aku hanya ingin bisa seperti diriku yang dulu. Dizi yang terbiasa memenuhi waktu dengan banyak kebaikan, senantiasa taat dan patuh pada orangtua, percaya akan keajaiban Sang Rabb.
Keajaiban?
Fiuuh.. Rasanya hal itu semakin impossible-to-expect setelah manusia mengalami banyak kegagalan. Belum lagi kesadaran akan kapasitas diri yang semakin hari semakin menurun, untuk memulai saja kepercayaan diri itu tak jua muncul. Dengan terus begini, apa jadinya Dizi sepuluh, dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan?
Hiiy...! Begitu seram hingga aku tak ingin melanjutkan prediksiku.
Akankah aku hanya akan menjadi salah satu dari mereka yang meninggalkan dunia fana ini tanpa bekal yang cukup? Tanpa pernah menorehkan peran besar dalam kemaslahatan banyak umat? Tanpa bisa membahagiakan orang-orang yang kucintai termasuk Ibu ku? Tanpa membawa tiket yang diinginkan setiap insan yaitu menuju syurga-Nya?
Na'udzubillahimindzholik...! I hope that's not how the story goes...
Semester 6, terakhir kali aku melihat IPK ku yang masih jauh dari standar minimal cum laude membuat ku takut tak bisa meraihnya. Satu semester lagi, dengan diriku yang seperti ini? Bisakah?
"BISA!!!", sekeping suara terdengar lamat-lamat dalam batinku.
"Benarkah? Mampukah aku? Masih adakah cukup kesempatan untuk ku yang payah ini? Mungkinkah?", sejurus pertanyaan membludak di pikiran ku. Akal sehat kiranya tak mampu menerimanya saat ini. Tapi, bukankah aku memiliki sesuatu yang bisa menjadi kunci menuju dunia kesuksesan itu?
Ya! Masih ku miliki hal itu, iman ku! Iman kepada Allah subhanallahu wa ta'ala Sang Pencipta Alam Semesta. Dengan mengimani-Nya aku akan terus berlari meniti jalan yang sempat terbelok ke arah yang salah. Dengan iman ini akan ku perbaiki diriku dan menjadikannya batu loncatan untuk terbang mencapai langit mimpiku. Asa yang telah lama terlepas dari genggaman akan ku raih kembali dengannya. Aku percaya, Allah bersamaku.
Mungkin tulisan ini hanyalah sebuah coretan cerita tentang ke-frustrasian ku saat ini. Tapi aku ingin beberapa waktu ke depan ketika aku melihat lagi tulisan ini aku akan tersadar aku telah berikrar untuk menjadi lebih baik dan meninggalkan masa kelamku. Aku tidak ingin kembali karna Deadline terus mengejar.
"Ya Allah, jadikanlah kami terus menjadi pribadi yang memperbaiki diri. Berusaha keras dan ikhlas di tiap langkahnya.
Buatlah apa yang kami lakukan dan kami tinggalkan semuanya atas dasar untuk mencari Ridho-Mu. Lindungilah kami Ya Rabb, dari segala keputus-asaan dan rasa tidak bersyukur.
Dekatkanlah hati ini dengan kebaikan dan rasa cinta kepada orangtua. Jangan biarkan kami tersesat lagi, wahai Maha Penunjuk Jalanku.
Sungguh lemah kami tanpa kasih sayang dan pertolongan-Mu, karna itu janglah biarkan kami meninggalkan Engkau dan perintah-Mu.
Semoga iman ini lah yang akan selalu menjaga kami dari kekhilafan, menjauhkan dari ke-futhuran.
Jadikanlah indah akhir cerita dari hidup ini dan syurga tempat kami bernaung.
Aku beriman pada-Mu ya Allah, kabulkanlah doa dan harapan ini..
Amiin ya Rabbal 'alamiin.."
***
By bellizd, Lhokseumawe, 4 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
(Beating) Negative Thoughts
Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...
-
Halo semuanyaaaa, kali ini aku akan memberi review beberapa dokter obgyn perempuan yang aku datangi untuk kontrol selama hamil anak perta...
-
Ini kali pertama aku menge-post translasi lirik, udah dari lama pengen nyoba translate salah satu lagu favoritku ini. OST dari Hayami-san t...

Ya dizi, kita memang harus "bangkit" dr kedataran prestasi spt sekarang. Insya Allah diz, kita harus bisa membawa ortu kita berfoto bersama dgn mhs dan ortunya yg cum laude di yudisium nanti. Syukron ya udh memotivasi byk org..
BalasHapusWaduh ane jadi malu, ini kan kegalauan beberapa bulan lalu -__-' tapi kalo memotivasi alhamdulillah deh, ya aamiin ya Allah, smg leting kita memecahkan rekor cumlaude terbanyak !! ^_^/
BalasHapus