Selamat sore !
Mungkin ada yang sadar tapi banyak yang
lupa bahwa hari sudah masuk 2 hari terakhir di bulan Oktober ini.
Aku sendiri merupakan orang yang hanya
melihat kalender ketika butuh saja, selebihnya menanya teman atau bahkan tidak
peduli. Dan seperti biasa aku tidak sadar bahwa sudah tanggal 30
What should I say? “Happy Birthday to me…!!”
?
Err, i don’t think it’s the best greeting, maybe
it’d be … “Hey you’re 20 now! Be damn-realize it gal !!”
Fiuuh, 20 ya? Ooh…
Ah iya omong-omong hari ini tak disangka
masih banyak yang memberI ucapan meskipun semalam aku berharap tidak ada yang
ingat sama sekali sehingga aku tidak perlu bereaksi terhadap kehebohan mereka
yang memberi selamat. Baru kali ini aku sengaja me-non-aktifkan facebook ku
agar namaku tidak terpampang di timeline hari ini. Somehow it’s too embrassing
being the one who gets attention as the birthday girl => phlegma mode on
Alhamdulillah, meskipun hati ini malu aku
tetap merasa senang. Ketulusan yang tesirat dari kata “selamat yaa…” membuat
hati ini terasa lega sedikit. Segala permasalahan dan kebingungan rasanya
teredam sesaat, bak tumbuhan kering yang kembali dipercikkan air segar. Untuk
sejenak Allah mengingatkan ku lagi bahwa aku tak sendiri. Terimakasih
teman-teman dan kerabat yang telah mengucapkan. Meskipun itu bukan merupakan
sesuatu yang disyariatkan dalam Islam, ternyata sebagai penerima ucapan aku
merasa mereka ber-hak mendapat balasan kebaikan. Hontou ni Arigatou gozaimasu !
But still, walaupun hari ini cukup banyak
mendapat ucapan, status “futsu-sa” (ordinaritas) ku tidak terlalu
berubah. Bila diibaratkan dalam sebuah grafik, maka “futsu-sa” ku hanya
menurun turun 1 skor walaupun sebenarnya skor ku sudah terlalu over XD
Hari ini aku ulangtahun dengan sangat
biasa! Bangun di pagi hari dengan biasa, pergi ke kampus ujug-ujug dengan
biasa, menerima dan membalas ucapan dengan biasa, dan pulang dengan biasa.
Waah, sepertinya kehidupan ku yang begitu
‘futsu’ ini akan terus berlanjut. Dan aku rasa ketika seseorang menginjak
periode usia 20 tahun ke atas maka kehidupannya akan lebih ‘monokrom’ daripada
masa remaja yang begitu berwarna.
Honestly,
monokromisasi itu sedikitnya sudah kurasakan satu tahun ke belakang ini. Hampir
setiap hari bergemul dengan permasalahan yang tiada henti membuat hati dan otak
berkerja keras. Perasaan dipermainkan oleh logika. Untuk mempercayai seseorang
bahkan sudah amat sulit. Mungkin itulah mengapa aku selalu merasa sendiri.
Sedikit saja berbuat kesalahan akan dapat melukai hati orang lain, karena itu..
aku lebih baik tidak melibatkan orang lain dalam perjuangan ku. Dan nyatanya
lebih nyaman begini, tidak bergantung pada siapapun selain kepada Rabb-ku. Sedikit demi
sedikit, aku merasa aku bisa menjadi kuat.
Dan untuk lima, sepuluh, atau tigapuluh
tahun berikutnya, aku akan terus berusaha dengan kekuatan yang kukumpulkan
sendiri. Nah, itu bukan berarti aku tidak membutuhkan seseorang untuk
menemaniku dalam perjalanan ini. Sungguh aku ingin bertemu dengannya yang
hingga akhir akan menjadi seseorang yang bisa selalu ku dukung dan mendukungku.
Dengan ku ia akan semakin tangguh begitu pula sebaliknya. Bersamanya akan
hilang kerinduan yang selama ini meliputi hatiku, Insyaa’ Allah segera
dipertemukan :)
“Donna ni tookutemo, negai wa kanau...”
Iman ini masih akan ku pegang erat sebagai landasan
ku menjalani hari-hari ke depan. Selalu ku mengingat-ingat kembali tujuan utama
manusia di ciptakan di bumi Allah ini, yaitu untuk beribadah dan menjadi
khalifah. Hingga akhir perjalananku nanti, apa mungkin aku mencapai tujuan itu?
Sungguh bersyukur, setidaknya hingga hari ini, Allah masih memberi kesempatan
padaku untuk mencapai tujuan itu. Bersamanya, terselip mimpi-mimpi lain yang
ingin ku raih. Dan mengingat beberapa hari lalu ketika aku menghadiri pengajian
di rumah tetangga yang baru saja meninggal, aku semakin khawatir waktu ku
tinggal sebentar lagi. Mungkin saja tahun depan, atau besok, atau mungkin nanti
malam?
Pertanyaan nya kini bukan apa yang harus
kulakukan, tapi apa saja yang sudah kulakukan? Cukup banyak untuk memberi
kebaikan bagi diri ini maupun orang lain? Sudah siap kah aku?
Semoga kita semua selalu dalam
perlindungan-Nya, aamiin..