Kamis, 31 Oktober 2013

Shining 20 ( 輝く 20 )

Assalaamu'alaikum !
Selamat sore !

Mungkin ada yang sadar tapi banyak yang lupa bahwa hari sudah masuk 2 hari terakhir di bulan Oktober ini.
Aku sendiri merupakan orang yang hanya melihat kalender ketika butuh saja, selebihnya menanya teman atau bahkan tidak peduli. Dan seperti biasa aku tidak sadar bahwa sudah tanggal 30

What should I say? “Happy Birthday to me…!!” ?
Err, i don’t think it’s the best greeting, maybe it’d be … “Hey you’re 20 now! Be damn-realize it gal !!

Fiuuh, 20 ya? Ooh…

Ah iya omong-omong hari ini tak disangka masih banyak yang memberI ucapan meskipun semalam aku berharap tidak ada yang ingat sama sekali sehingga aku tidak perlu bereaksi terhadap kehebohan mereka yang memberi selamat. Baru kali ini aku sengaja me-non-aktifkan facebook ku agar namaku tidak terpampang di timeline hari ini. Somehow it’s too embrassing being the one who gets attention as the birthday girl => phlegma mode on

Alhamdulillah, meskipun hati ini malu aku tetap merasa senang. Ketulusan yang tesirat dari kata “selamat yaa…” membuat hati ini terasa lega sedikit. Segala permasalahan dan kebingungan rasanya teredam sesaat, bak tumbuhan kering yang kembali dipercikkan air segar. Untuk sejenak Allah mengingatkan ku lagi bahwa aku tak sendiri. Terimakasih teman-teman dan kerabat yang telah mengucapkan. Meskipun itu bukan merupakan sesuatu yang disyariatkan dalam Islam, ternyata sebagai penerima ucapan aku merasa mereka ber-hak mendapat balasan kebaikan. Hontou ni Arigatou gozaimasu !

But still, walaupun hari ini cukup banyak mendapat ucapan, status “futsu-sa” (ordinaritas) ku tidak terlalu berubah. Bila diibaratkan dalam sebuah grafik, maka “futsu-sa” ku hanya menurun turun 1 skor walaupun sebenarnya skor ku sudah terlalu over XD

Hari ini aku ulangtahun dengan sangat biasa! Bangun di pagi hari dengan biasa, pergi ke kampus ujug-ujug dengan biasa, menerima dan membalas ucapan dengan biasa, dan pulang dengan biasa.

Waah, sepertinya kehidupan ku yang begitu ‘futsu’ ini akan terus berlanjut. Dan aku rasa ketika seseorang menginjak periode usia 20 tahun ke atas maka kehidupannya akan lebih ‘monokrom’ daripada masa remaja yang begitu berwarna.

Honestly, monokromisasi itu sedikitnya sudah kurasakan satu tahun ke belakang ini. Hampir setiap hari bergemul dengan permasalahan yang tiada henti membuat hati dan otak berkerja keras. Perasaan dipermainkan oleh logika. Untuk mempercayai seseorang bahkan sudah amat sulit. Mungkin itulah mengapa aku selalu merasa sendiri. Sedikit saja berbuat kesalahan akan dapat melukai hati orang lain, karena itu.. aku lebih baik tidak melibatkan orang lain dalam perjuangan ku. Dan nyatanya lebih nyaman begini, tidak bergantung pada siapapun selain kepada Rabb-ku. Sedikit demi sedikit, aku merasa aku bisa menjadi kuat.

Dan untuk lima, sepuluh, atau tigapuluh tahun berikutnya, aku akan terus berusaha dengan kekuatan yang kukumpulkan sendiri. Nah, itu bukan berarti aku tidak membutuhkan seseorang untuk menemaniku dalam perjalanan ini. Sungguh aku ingin bertemu dengannya yang hingga akhir akan menjadi seseorang yang bisa selalu ku dukung dan mendukungku. Dengan ku ia akan semakin tangguh begitu pula sebaliknya. Bersamanya akan hilang kerinduan yang selama ini meliputi hatiku, Insyaa’ Allah segera dipertemukan :)

Donna ni tookutemo, negai wa kanau...

Iman ini masih akan ku pegang erat sebagai landasan ku menjalani hari-hari ke depan. Selalu ku mengingat-ingat kembali tujuan utama manusia di ciptakan di bumi Allah ini, yaitu untuk beribadah dan menjadi khalifah. Hingga akhir perjalananku nanti, apa mungkin aku mencapai tujuan itu? Sungguh bersyukur, setidaknya hingga hari ini, Allah masih memberi kesempatan padaku untuk mencapai tujuan itu. Bersamanya, terselip mimpi-mimpi lain yang ingin ku raih. Dan mengingat beberapa hari lalu ketika aku menghadiri pengajian di rumah tetangga yang baru saja meninggal, aku semakin khawatir waktu ku tinggal sebentar lagi. Mungkin saja tahun depan, atau besok, atau mungkin nanti malam?

Pertanyaan nya kini bukan apa yang harus kulakukan, tapi apa saja yang sudah kulakukan? Cukup banyak untuk memberi kebaikan bagi diri ini maupun orang lain? Sudah siap kah aku?

Semoga kita semua selalu dalam perlindungan-Nya, aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...