Minggu, 08 Maret 2015

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Surat An- Naas, Al-Falaq, Al-Ikhlas

TAFSIR SURAT AN-NAAS
Dalam surat ini Allah memerintahkan manusia untuk memohon perlindungan kepada-Nya sang pemelihara segala sesuatu sekaligus sebagai raja dan Ilah manusia.
Adapun mengenai firman Allah Ta’ala yang berarti “Syaithan yang biasa bersembunyi.” Sa’id bin Jubair mengatakan dari Ibnu ‘Abbas: “yaitu syaitan yang selalu bercokol di dalam hati manusia, di mana jika manusia lengah dan lalai maka dia akan memberi bisika, dan jika manusia berdzikir maka syaitan itu akan bersembunyi.”
Firman Allah Ta’ala yang berarti “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” Terdapat dua pendapat yang menyatakan an-naas hanya mencakup manusia saja dan Ibnu Jarir mengatakan bahwa jin-jin juga adakalanya disebut an-naas.
Firman Allah Ta’ala yang berarti  “Dari jin dan manusia” sebagai tafsiran bagi pihak yang selalu memberi bisikan ke dalam dada manusia yang terdiri dari syaitan, manusia, dan jin.
Dari berbagai kandungan dari firman Allah Ta’ala dalam surat ini dapat dintisarikan bahwa jika hati ini berdzikir kepada Allah, niscaya syaithan akan merasa bertambah kecil dan kalah. Dan bila hati tidak berdzikir kepada Allah, niscaya syaitan akan bertambah besar dan menang.



TAFSIR SURAT AL-FALAAQ
Al-Falaaq berarti subuh, di mana surat ini memiliki kandungan yang menyeru manusia untuk memohn perlindungan Allah Ta’ala dari kekuatan sihir yang datang pada waktu malam hari.
Adapun mengenai firman Allah Ta’ala yang berarti “Dari kejahatan makhluk-Nya.” Yakni dari kejahatan semua makhluk, kemudian firman “Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,” yaitu kejahatan  saat matahari telah terbenam atau ketika munculnya bulan di langit.
Firman Allah Ta’ala yang berarti “Dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.” Yaitu ketika wanita-wanita itu membaaca mantra dan menghembus pada buhul.”
Rasulullah SAW pernah beberapa kali terkena sihir oleh orang yang dengki dan hasad padanya salah satunya oleh seorang munafik dari kalangan Yahudi namun kemudian Rasul  mengeluarkan sihir darinya atas petunjuk dari Allah.


TAFSIR SURAT AL-IKHLAS
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, melalui riwayat Imam Ahmad, disebutkan bahwa kaum musyrikin datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya kepada Beliau, “ Terangkan kepada kami bagaimana wujud Tuhanmu.” Lalu turunlah Surat Al-Ikhlas di Makkah untuk menjawab pertanyaan mereka. Kata ikhlas sendiri berasal dari akar kata khalasho dalam bahasa Arab, yang berarti murni, atau pemurnian.
Firman Allah Ta’ala yang berarti “Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, yang Mahaesa.’” Yakni Dia yang tunggal dan satusatunya, yang tiada tandingnya, tanpa pembantu, juga tanpa sekutu, serta tidak ada yang menyerupai dan menandinginya.
Firman Allah Ta’ala yang berarti “Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.” Yakni Rabb yang bergantung kepada-Nya semua makhluk dalam memnuhi segala kebutuhan dan permintaan mereka.
Berbagai pendapat mengenai makna ‘Ash-shomad’ yakni tentang sifat dari Allah Ta’ala yang kuat dan kokoh, tidak makan dan minum lalu ditambahkan dengan firman Allah Ta’ala yang berarti “Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan” yang bermakna Ia tidak memiliki pendamping dan keturunan.
Surat ini diturunkan dengan tujuan untuk memberitahu pada manusia untuk mengesakan Allah Ta’ala sebagai zat yang hanya satu (ahad), yang bergantung segala urusan pada-Nya, dan tidak ada yang menyetarai-Nya, sehingga tidak sepatutnya manusia mencari sembahan lain atau menganggap bahwa Allah memiliki keturunan seperti kaum Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair adalah putera Allah dan kaum Nasrani yang mengatakan Isa Al-masih adalah anak dari Allah.

Semoga bermanfaat bagi ikhwafillah sekalian~!

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir Juz 23-30


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...