"Feeling vexed, wants to write"
☆☆☆
Siang ini, lagi-lagi dengan rangsangan impulsif otak langsung ku log out akun facebook ku dan kembali log in dengan akun yang berbeda. ‘Yuuki Oogura Bell’, akun lama yang dulunya bernama Dizzi Bell dan kemudian ku ganti agar tidak ada yang mengenali lagi siapa pemiliknya. Sekitar pertengahan tahun 2011 lalu dengan berbagai alasan aku memutuskan untuk membuat akun baru dan meninggalkan akun lama yang temannya sudah mencapai lebih dari seribu itu. Akun yang sekarang ini, seperti jati diriku yang baru saat itu dengan daftar teman yang kurang lebih ku kenal tidak seperti akun lama.
☆☆☆
Siang ini, lagi-lagi dengan rangsangan impulsif otak langsung ku log out akun facebook ku dan kembali log in dengan akun yang berbeda. ‘Yuuki Oogura Bell’, akun lama yang dulunya bernama Dizzi Bell dan kemudian ku ganti agar tidak ada yang mengenali lagi siapa pemiliknya. Sekitar pertengahan tahun 2011 lalu dengan berbagai alasan aku memutuskan untuk membuat akun baru dan meninggalkan akun lama yang temannya sudah mencapai lebih dari seribu itu. Akun yang sekarang ini, seperti jati diriku yang baru saat itu dengan daftar teman yang kurang lebih ku kenal tidak seperti akun lama.
Kini, entah mengapa aku merasa penasaran dengan apa yang
terjadi pada teman-teman lamaku yang tidak kembali ku add yang kebanyakan
berupa teman SD hingga teman SMA. Satu per satu nama muncul, ketika membuka
akun si A maka akan terlihat nama lain yang bukan teman facebook ku namun ku
kenal di kehidupan nyata. Ada yang telah begini ada yang telah begitu. Menyenangkan
melihat perubahan yang terjadi pada mereka, benar-benar seperti sedang membuka
buku ensiklopedi pertemanan yang isinya update hingga sekarang. Yang menarik
rasa penasaran ku setiap membuka profil masing-masing dari mereka adalah
sekarang apa yang dia lakukan? Dia mahasiswa di mana? Sudah lulus atau bahkan sudah
bekerja kah? Penampilannya bagaimana? Dan jawaban yang kutemui beragam.
Si A, B, dan C sudah berjilbab rupanya, Alhamdulillah…
Si D bahkan telah memusnahkan semua foto cantik dari
albumnya, Subhanallah
Si E sudah bekerja di perusahaan IT besar itu? Wah hebat…
Wew, si F yang dulunya ‘aBas’ udah jadi ‘aMus’ neh, kader hardcore malah! X)
Si G kok tidak ada informasi studinya? Oh.. ia berkuliah
di universitas swasta itu rupanya..
Si H sudah melahirkan anak pertamanya, Subhanallah sudah
jadi ibu dia..
Si I masih belum berubah, masih ‘gaul’ dia
Si J dan K kok status dan fotonya gak update gini? Hmm
udah pindah ke path dan ig rupanya…
Loh Si L kok pake jas putih, jurusan apa dia rupanya? Ooh
keperawatan, tak kira dia koas…
Kalo Si M katanya lagi ngerjain skripsi dan dia… WHAT??
APA INI?? DIA KE JEPANG….!!!!
Lah, ini Si N juga, bukannya dia penggila Korea, kenapa
dia foto di Jepaaaaang??!!
…..dan sebagainya.
Mengetahui berbagai kabar itu beragam rasanya. Terpisah
ribuan kilometer dengan lingkungan yang jauh berbeda, aku, mereka, menjalani
hidup. Waktu yang kami jalani sama, di sini aku di Aceh, saat ini aku tidak
tahu apa yang sedang mereka kerjakan. Di saat aku melangkah dengan kecepatan
1m/s sepertinya mereka 10x lebih cepat dari ku. Entahlah, aku sedikit merasa
iri. Di bawah langit yang sama kami menatap, dan di atas bumi yang sama kami
berpijak, tapi cerita yang kami ukir sama sekali tidak sama.
Aku, di umur 20 yang akan segera menjelang 21 tahun ini,
kembali berpikir, apakah yang akan terjadi selanjutnya? Banyak dari teman-teman
yang setahu ku tidak berencana sesuatu yang besar namun mereka mendapatkan diri
mereka telah mencapai kebesaran. Sedangkan aku yang selalu menggambar peta
hidupku dengan semangatnya, ah.. aku bahkan tak sanggup menceritakan tentang
apa yang terjadi sekarang. ‘Feeling lost’…. Salah satu fase yang akan
semua orang temui dalam penjajakan dirinya menuju kedewasaan. Ku sadari itu
sejak dulu namun entah sejak kapan aku seakan membiarkan diriku dalam
kebingungan ini. Tak mau terlalu meikirkannya dan terus melangkah sebisaku.
Seperti itulah kehidupan ku sekarang.
Banyak hal yang ku lihat setiap harinya baik secara langsung
maupun dari balik layar laptop 14 inchi ku ini. Dunia terus berputar, skenario kehidupan
terus dimainkan. Inginnya bisa terus menjadi diri sendiri tanpa harus
menciptakan kehidupan lain yang begitu diidealkan. Rumput tetangga selalu lebih
hijau daripada rumput sendiri, bukan begitu? Semua orang pasti memiliki hal
yang baginya masih belum cukup.. Dan aku pun begitu, selalu begitu.
Hanya saja, aku ingin menulis. Dengan menulis, aku berharap
ketulusan tidak hilang dari jiwa yang naïf ini. Hanya dengan tulisan aku bisa
terus menyadari bahwa aku punya hidup sendiri yang masih terus berlangsung
meskipun tidak seindah kehidupan ideal yang ada dalam benak ku. Aku ingin
menulis banyak hal, dari mulai curahan hati hingga kisah fiksi dan tulisan
motivasi. Waktu yang ku punya memang tidak banyak tapi aku menyadari menulis
ini seperti makanan yang dalam sehari paling tidak sekali ku harus konsumsi. Ia
tenaga, ia semangat, ia alarm. Akan kujadikan tulisan ku sebagai harta yang
akan mulai ku tabung dari sekarang. Well, aku sama sekali tidak berharap
tulisan ku ini akan menjadi sesuatu yang mengundang ketertarikan banyak orang.
Karena kejujuran itu bagai kenyataan. Tidak semua orang menyukai kenyataan yang
ada. Tapi ketika itu kuanggap benar, maka apa salahnya mengatakan itu sebagai
nilai yang ku pegang. Okesiplah kawan, menulis postingan kali ini saja aku
sudah mulai bersemangat lagi, fooo~! \(^o^)/
Oh ya btw, besok aku akan menghadapi salah satu momen besar dalam
hidupku, yaitu ujian blok terakhir (meskipun akan masih ada ujian-ujian
lainnya). Aku berharap besok benar-benar akan jadi ujian blok terakhir tanpa
ada pengulangan, jadi bagi anda yang tak sengaja membaca ini, mohon doanya ya…!
Best regards!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar