Jumat, 25 September 2020

Kontribusi kecil kita untuk mengakhiri Pandemi Covid-19

 Hai dunia, sudah berapa bulan sejak wabah covid-19 muncul, apakah kau masih baik-baik saja?

Banyak orang yang ingin meng-cancel tahun 2020 karena tahun ini bak mimpi terburuk, namun sayangnya ini nyata. Orang-orang kehilangan keluarga terkasih, pekerjaan, harta, dan tentunya kebebasan untuk melakukan banyak hal. Kita semua dipaksa menjalankan normal baru yang dirasa sama sekali tidak normal sebelumnya.

"Menggunakan masker dimanapun? Apa kau bercanda?"

Tentunya bagi sebagian orang teramat tidak nyaman, menyesakkan, bikin pusing, dsb.

"Mencuci tangan dan dilarang sering menyentuh mulut dan mata? Nope, itu bukan gue banget!"

Ya teman, pasti teramat sulit menerapkan rutinitas baru apalagi kau telah hidup berpuluh tahun lamanya dengan kebiasaan lama.

Tapi kami mohon, bertahanlah!

Tetaplah dengan rasa rendah hati mu untuk mematuhi aturan protokol kesehatan yang berlaku dimanapun. Penyakit ini bukanlah omong kosong belaka, ia nyata dan teramat berbahaya.

Mungkin ribuan informasi yang datang iring berganti membuat pikiran mu mempertanyakan kebenarannya. Tentunya lebih mudah untuk mempercayai bahwa ini adalah sebuah kebohongan karena itu lebih masuk akal, kan?

"Masak sih bisa menewaskan dengan mudah, toh buktinya aku yang sering keluar tanpa masker sampai sekarang gak kenapa-kenapa!"

Tentu, bukan hanya kamu yang berpikir begitu. Nyawa memang ada di tangan Tuhan, namun kali ini nyawa orang lain juga bergantung pada perilaku mu. Kau bisa saja memiliki tubuh yang cukup kuat hingga sang virus tak sanggup menginfeksi mu hingga menimbulkan gejala. Tapi jangan lupa, virus yang sudah terlanjur hinggap di tubuh bisa berpindah ke orng lain tanpa kau sadari. Pada akhirnya orang-orang di sekitar mu yang akan kena imbas atas keangkuhan mu.

Sekali lagi, kami mohon, patuhlah! 

Jadilah pahlawan dengan kontribusi sekecil apapun yang bisa kamu berikan. Untuk diri sendiri, orang terkasih, untuk dunia dan segenap penduduknya. Kita pasti bisa.

Senin, 06 Juli 2020

Tumpahan Hati

Beberapa minggu ini aku tengah dirundung kegalauan, di usiaku yang hampir 27 tahun ini aku dihadapkan akan berbagai pilihan. Mau kemana aku selanjutnya, jadi orang seperti apa aku kelak. Setelah aku berhenti bekerja dan melahirkan anak kedua, hari-hari ku dipenuhi dengan urusan rumah tangga pada umumnya. Memasak, berberes rumah, menemani si buah hati bermain dan sebagainya, aku menikmati nya. Hingga suatu saat aku membaca berita mengenai seseorang yang menginspirasi, lulusan S2 Public Health di Harvard University bernama Nadhira Afifa. 

Aku mulai menelusuri seluk beluk latar belakang nya, menghadiri webinar yang ia isi sebagai pembicara, bahkan aku mengirim DM melalui ig hanya untuk menyampaikan kekaguman ku padanya. Ku pikir aku mengalami turning point ketika mengetahui sosoknya. Perlahan aku tersadarkan lagi akan mimpi besar ku. Tidak muluk, hanya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Teringat akan almarhum papa yang berharap anak-anaknya bisa sekolah Tinggi sampai S2, aku bahkan bermimpi sampai bisa menjadi "Ph. D" jika bisa. Hanya saja pertanyaan yang memenuhi pikiran ku tiap hari hingga kini, mau ambil jurusan apa? S2 atau PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis)? Dalam negri atau luar negeri (mengingat aku sangat ingin merasakan menuntut ilmu di negeri Sakura) ?

Pertanyaan-pertanyaan ini berhasil membuat suami ku geleng-geleng kepala karna setiap hari dia harus mendengarkan ceritaku yang selalu berubah-rubah. Kemarin ingin jadi spesialis mata, lalu hari ini tertarik dengan rehab medik, eh sorenya mau jadi THT. Besoknya mau jadi magister kesehatan masyarakat tapi pengen juga jadi ahli gizi. Begitu terus berputar-putar dengan skema jalan tempuh yang juga berubah. 

Sampai akhirnya aku terpapar dengan sebuah aplikasi parenting yang menjadi wadah bagi para orang tua berdiskusi dan Sharing pengalaman. Di apps ini juga banyak ku temui ibu-ibu yang menanyakan kondisi yang dialami anaknya dan meminta saran. Ada yang hanya sekedar masalah pola asuh sampai ke klinis disertai foto anaknya sehingga kita bisa melihat seberapa parah keadaannya. Di situ hatiku terenyuh, melihat banyak sekali makhluk kecil yang Qadarullah mengalami berbagai masalah kesehatan namun sang ibu bingung harus bagaimana hingga akhirnya lebih memilih bertanya di forum non kesehatan. Aku tidak menyalahkan mereka hanya saja aku menjadi sadar bahwa setiap orangtua pasti ingin memberi yang terbaik bagi anaknya sehingga harus banyak mencari pada berbagai sumber. Aku jadi ingin bisa membantu para orang tua ini mencari jalan keluar sesuai bidang keilmuan tapi aku sadar kompetensi ku masih belum cukup. Lalu terbersit lah sebuah gagasan yang dari dulu selalu ku anggap mustahil, "apakah aku jadi dokter anak saja?"

Aku mulai mencari info tentang seorang ibu yang berjuang melanjutkan studi di PPDS Anak, niat awalnya untuk meyakinkan diriku bahwa itu adalah hal yang akan nyaris tidak masuk akal bagi orang seperti ku. Jujur, aku selalu merasa minder dengan pencapaian ku yang hanya begini saja. Bukannya tidak bersyukur, aku selalu merasa tidak berdaya dengan kapasitas otak ku yang begitu saja, belum lagi rasa malas yang setiap hari menahanku dari berlari lebih kencang menuju tujuan. Berulang kali aku mencoba berbagai strategi untuk menghilangkan sifat-sifat buruk ku tapi selalu kembali seperti semula. Aku yang bertekad ingin aktif menjadi seorang Podcaster dan content maker di Instagram selalu terdistract dengan hal remeh temeh yang lebih menyenangkan dan tidak berfaedah. Bahkan untuk disiplin menjalankan amalan yaumiah saja masih maju mundur. Aku berulang kali meragukan niat ku ini karna sulit untuk bisa tetap konstan pada kemajuan.

Tapi... 

Malam ini Allah kembali menuntun ku kembali pada cahaya. Bak api kecil yang disirami bahan bakar, semakin aku mencari tahu semakin motivasiku membara. Ku temukan beberapa postingan pengalaman dari seorang ibu yang menceritakan pengalaman nya menjadi peserta PPDS anak sembari tetap mengurus kebutuhan keluarga nya. Mereka begitu menginspirasi, terasa kepahitan pengorbanan dan manisnya perjuangan dari tiap bait nya. 


Tidak ada yang tidak mungkin
Batasan hanya ada di pikiran kita
Musuh terbesar ku adalah diriku sendiri 
Pencapaian besar butuh pengorbanan besar
Mulai sekarang atau menyesal di kemudian hari 

... 

Klasik bukan, tapi kali ini menampar batin yang penuh keraguan ini. 

Ini aku yang tengah bersemangat, bagaimana dengan besok, apakah kemalasan akan mengalahkan ku untuk ke sekian kalinya? We'll see.. 

Minggu, 21 Juni 2020

Review spesialis obgyn perempuan di Jakarta Selatan

Halo semuanyaaaa, kali ini aku akan memberi review beberapa dokter obgyn perempuan yang aku datangi untuk kontrol selama hamil anak pertama dan kedua di daerah jakarta Selatan. Mau cerita dikit nih, aku tipe orang yang ga musti kontrol sama 1 dokter aja tapi suka nyoba-nyoba sampe nemu yang pas, sekalian liat-liat RS nya juga untuk jadi pertimbangan pilihan tempat untuk lahiran. Ini murni review sebagai seorang pasien yah, bukan sebagai sejawat bicos ga ada dari mereka yang aku kenal sebelumnya. So, here is my review! 

Doctor obstetrician with the babies illustration. | Premium Vector

Selasa, 16 Juni 2020

Ingin tetap glowing saat hamil atau masa menyusui? Hindari kandungan ini di produk skincare mu

Sebagai seorang wanita pastinya ingin selalu tampil cantik setiap waktu, betul gak moms? Apalagi dengan perubahan hormonal yang kita alami saat hamil dan menyusui terkadang dapat menyebabkan perubahan drastis pada kondisi kulit terutama di wajah yang bisa mendadak kusam, berjerawat atau masalah lainnya. Mau perawatan tapi khawatir akan berdampak buruk pada janin yang di kandung, tapi kalo ga perawatan ngerasa insecure tiap kali lagi ngaca? Jangan pusing lagi ya moms, selama kita bisa menghindari kandungan yang memang dilarang digunakan saat hamil dan menyusui, gapapa kok mau tetep menjalankan skincare regime kita. Kalau moms nya cantik kan suami dan anak juga ikutan bahagia liatnya :)) 
Nah kali ini aku akan bahas kandungan apa aja yang sebaiknya dihindari saat hamil maupun menyusui!

Rabu, 08 April 2020

Back Story of Lahiran Anak Kedua, Drama Pesen Tiket Kecepetan

Hello~~

Berhubung sekarang masih dalam mode #dirumahaja, masak udah beberes rumah udah bayi udh bobo, saatnya untuk ngeblog! Nyesel banget karna sampe sekarang belum sempet sharing tentang pengalaman lahiran anak pertama walaupun intronya udah pernah ditulis 1 paragraf tapi akhirnya cuma jadi berkas berdebu di folder laptop huhuhu. Kali ini insya Allah bisa beneran dipost, dibagi jadi 2 part karna mau ceritain dulu story sebelum lahiran yang penuh dengan drama menguras keringat dan air mata muehehehe. Bismillah, jadiiii gini ceritanyaa~

Pinterest

Gelombang cinta, mengapa kau tak kunjung datang?

Begitulah kira-kira tema tulisan kali ini, bagi buibu yang usi kehamilannya sudah masuk 36 minggu ke atas, munculnya kontraksi rahim atau yang sering kusebut 'gelombang cinta' adalah hal yang teramat diidamkan. Dengan kondisi kehamilan noral dan ga ada kontraindikasi untuk sesar, pasti kita udah diwanti-wanti sama dokter/bidan untuk bisa memicu kontraksi supaya bisa lahiran spontan.

 " Udah bisa dimulai ya bu, supaya bisa induksi kontraksi secara alami dengan rajin senam pake gymball, stimulasi puting, dan hubungan suami istri", begitu kata dokter obgyn ku di usia kehamilan 36 minggu. Saat itu aku sudah mulai sering merasakan kontraksi palsu disertai rasa mual-mual, rasanya badan gaenak ngapa-ngapain. Di saat itu aku mulai kepedean si bayi bakalan lahir dalam waktu seminggu-2minggu lagi, ditambah lagi pengalaman lahiran anak pertama ku berlangsung pas UG 37 minggu. Jadilah kami memesankan tiket pesawat untuk mertua datang ke Jakarta, karna mereka ingin sudah berada di sini pada saat aku lahiran. 

Namun ternyata rasa kepedean ku perlahan menghiilang dikarenakan gelombang cinta yang asli tak kunjung muncul. Aku dan suami mulai khawatir kami terlalu cepat memesankan tiket untuk mertua kami, ayah dan ibu suamiku sama-sama memiliki urusan yang mereka tinggalkan demi ke sini, jadi ga enak hati bila mereka membuang waktu terlalu lama di sini sedangkan aku gak kunjung lahiran. Dengan segenap jiwa aku menjadi begitu bersemangat supaya bayinya bisa lahir sebelum HPL. Tiket yang kami pesan bertanggalkan 10 maret, sedangkan HPL ku tanggal 21 maret. Kata ibu mertua ia memang sedang ada urusan juga di Jakarta, jadi tidak apa juga kalau datang lebih cepat. Tapi ternyata belakangan HPL ku mundur seminggu!! Kenapa bisa?

Kamis, 06 Februari 2020

Staycation di saat Pemulangan Dokter Internsip angkatan I thn 2019 (Finally!)


Senin lalu tepatnya tanggal 3 Februari 2020, telah dilaksanakan proses lepas sambut Dokter internsip angkatan I untuk daerah Provinsi DKI Jakarta di Hotel Grand Mercure Harmoni. Untuk gelombang 1 ini ada sekitar … wahana RS yang dibuka dengan dokter internsip yang dipulangkan berjumlah sekitar 168 orang. Berita tentang acara pemulangan ini sudah dibagikan sejak pertengahan Januari 2020, aku yang saat itu tengah menjalani dinas di puskesmas kecamatan Pesanggrahan udah merasa ga sabra menunggu hari H tiba. Setahun proses internsip dengan segala drama akhirnya terlewati.



Dari si bayi Cuma bisa merem melek sampe bisa jalan ke sana kemari dan tertawa. Bukan Cuma da yang bertumbuh kembang, bapak mamaknya juga makin subur dalam setahun ini heheh. Buanyak banget ilmu yang didapat terutama tentang cara menghadapi pasien dan rekan kerja dengan segala kepribadiannya. Belum lagi saat dinas di IGD kita dilatih untuk selalu bisa bertindak cepat dan efisien meskipun tidur kurang dan perut lapar. Bila dulu aku mengeluh karna harus melewati proses iship agar bisa mendapat STR definitive, sekarang aku begitu bersyukur pernah berkesempatan mengeyam pendidikan tambahan diluar kuliah ini.

Tak henti-hentinya ucapan syukur kubatinkan karena atas kebaikan-Nya aku bisa menjalankan proses ini di wahana yang dari segi lokasi maupun beban kerja itu bisa dikatakan enak bangeet. Dan 1 lagi hal yang paling aku syukuri adalah mendapat teman sekelompok yang baik, asik, kooperatif, lucuk, pinter, dan kompaak.

Tips lulus Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKMPPD) One shot! (Buat kamu yang males belajar)

Sebenernya telat banget ngeshare tentang ini karena aku sendiri alhamdulillah sudah lulus UKDI dari bulan November 2018 yang berarti udah sekitar 1,5 tahun yang lalu. Namanya lazy guide jadi nulisnya juga males2an alias nunda2 muluu. Tapi semoga bisa bermanfaat buat para sejawat yang saat ini sedang ketar-ketir mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian akhir para calon dokter ini, terutama bagi mereka yang tipe orangnya santuy kayak aku (alias maleeeesan banget muehehe).

Okay, first aku mau ingetin dulu kalo tipe otak orang itu beda-beda jadi mungkin tips yang nanti aku bagikan bisa jadi cocok, bisa jadi juga sama sekali ga work ke kamu. Ini pure dari pengalaman pribadi aku sendiri yang baru mulai bener-bener belajar buat UKDI itu sekitar 2 bulan sebelum ujian. Yup, dikarenakan selesai program coass dan segala tetek bengek administrasinya itu udah mepet banget, dan Alhamdulillah banget bisa tetep daftar ikutan gelombang kali itu. Dan jujur, aku itu bisa dibilang tipe koas yang semangat nya maju mundur, belajar kalo udah mau ujian akhir stase atau pas semalam sebelum maju preskas/refrat, jadilah pada saat persiapan UKDI aku ngerasa harus bener-bener belajar dari 0 lagi karena ilmu-ilmu yang aku dapet pas jaman kuliah dan koas itu seakan udah pada menguap hilang dari kepala ku. Nah, jika kalian juga ngerasa tipe yang kayak aku, jangan khawatir, gunakan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya tanpa harus mikirin gagal dulu, dan semoga tips2 kali ini bisa membantu ya!



study and school image

Kumpulin materi dan soal
Yang paling pertamaaa banget sebelum mulai persiapan UKDI ya tentunya kamu harus punya bahan buat dipelajarin. Semua buku-buku tebal kedokteran yang harganya ratusan ribu itu ga mungkin lagi kamu baca satu per satu, cukup pas kuliah aja! Start by asking your colleagues, bisa itu senior2 atau sesame pejuang UKDI lain yang mungkin udah duluan punya kumpulan materi yang berupa ringkasan juga kumpulan soal dari sumber lain. Kalo kamu mengikuti program bimbel persiapan UKDI maka so pasti kamu bakalan dapet modul materi dan soal yang bisa kamu khatamin selama proses bimbel, dan tentunya jangan Cuma berpaku sama modul dari tempat bimbel kamu aja tap juga dari temen-temen yang mengikuti bimbel di tempat lain. Juga kalau kamu mau kamu juga bisa membeli buku kumpulan soal UKDI yang dijual di toko2 buku seperti gramedia dll, terus terang aku termasuk orang yangsuka belajar dari buku semacam ini karena penjelasannya ringkas dan soal-soal tertera lebih update sesuai dengan tanggal penerbitannya.

Biasanya pas mau persiapan ukdi itu bakal dibentuk grup line/wa untuk saling share modul yang dibagi per sub ilmu seperti modul kasus bedah, modul kasus obgyn dll. Nah, dari situ kamu siapin memori hp kamu untuk download2 file yang dishare di grup lumayan bisa kamu baca-baca sambil dalam perjalanan atau bisa kamu buka di laptop pas belajar di rumah.

Seberapa banyak yang haru kamu kumpulin? Itu terserah kamu, kalo kamu ngerasa beberapa file aja udah cukup buat jadi modal kamu mulai belajar so stop being insecure and start studying! Karena kalo kita belum selesai baca 1 modul terus udah ada yang ngeshare lagi kita bakal makin ngerasa bahwa kita belum cukup belajar, sedangkan waktu berjalan terus. So, tips dari aku adalah kumpulin aja materi dan soal per cabang ilmu, kalo tiap cabang ilmu udah didownload silahkan mulai belajar dan yang abaikan aja file-file baru yang terus berdatangan. Kalopun mau palingan Cuma buat baca-baca sekilas.

Buat pola belajar
Ini penting banget guys, secara kalau kita cuma baca materi atau kerjain soal sesuai mood tanpa direncanain yang ada bakal ngalor ngidul dan bukannya nempel malah takutnya jadi sia-sia. Coba pikirkan otak kita itu layaknya sebuah computer yang punya direktori penyimpan file. Kalo file kita tersusun rapih dalam dokumen per kategori maka suatu saat kita lupa menyimpannya dimana kita bakal lebih gampang buat search file itu. Begitu pula dengan belajar, aku pribadi lebih efektif kalo belajar per sub cabang ilmu dulu baru langsung terjun ngerjain paket soal ukdi yang materi nya udah keburu campur-campur. Jadi sebelum mulai belajar aku bakal catat di sebuah kertas, materi-materi apa aja yang mau aku kuasai dalam waktu sebulan atau seminggu. Setelah itu aku buat timeline harian, untuk hari ini aku bakalan belajar kasus apa aja dan ngerjain soal apa aja dan sebisa mungkin aku harus capai target harian itu. Nih, aku kasih contoh gambaran pola belajar yang aku targetin (ini versi remake nya, yang asli aku buat pas jaman ujian dulu udah hilang entah kemana hehe)

Nah kalo begini, jadi arah belajar kita lebih testruktur dan gabakalan galau karena pas udah deket ujian baru nyadar bahwa masih banyak kasus yang harus dipelajari. Tentunya ketika menentukan kasus yang akan kita pelajari itu sesuai dengan pedoman SKDI ya guys, kasus2 dgn standar kompetensi 4a dan 4B yang perlu kita kuasai terlebih dahulu, sisanya yang 3 ke atas nanti cukup baca sepintas dan disusul tambah2 baca lagi ketika menemukannya di paket latihan soal.

Rutin mengerjakan soal
Ini poin paling penting guys, belajar banyak-banyak tapi ga dilatih juga bakalan canggung waktu hari H ujian nanti. Aku inget banget kata-kata dari para senior ku di kampus ataupun tempat bimbel, mereka rata-rata nyaranin kami buat rajin latihan soal karena kadang-kadang muncul soal yang gak pernah kita baca di materi sebelumnya. Ini ngelatih otak kita juga untuk bisa terbiasa menggunakan waktu secara singkat dalam memecahkan masalah pada soal, pada saat ujian gak ada waktu buat loading lama materi yang kita pelajari 200 menit untuk 150 Soal, berarti 1 menit 20 detik waktu yang kita punya untuk nyelesaikan 1 soal, wuih!  So, jangan pernah muak untuk terus latihan ya guys!

Belajar kelompok
Bagi yang memang mengikuti bimbel pasti terbiasa dengan belajar dalam grup tapi bagi kamu yang tidak mungkin kamu bisa ajak temen2 kamu untuk ngumpul bareng belajar dan bahas soal. Cara ini bisa efektif banget karena masing-masing dari kalian pasti udah belajar dari berbagai sumber jadi ketika kita menmukan suatu topik maka si A bisa membagikan ilmu dari sumber yang ia baca begitu pula si B, si C, dst seingga lebih menghemat waktu ketimbang harus membaca banyak sumber. Tapi inget yah, harus fokus dan jangan sampe malah kebanyakan ngobrol nya daripada belajar hehe.

Mengikuti Try Out
Sesudah bahan bakar berupa materi dan latihan soal terkumpul, saat nya untuk mengetahui seberapa kemampuan kalian. Yang paling aku saranin adalah mengikuti TO dari AIPKI secara mereka adalah lembaga resmi yang juga memproduksi soal untuk UKDI tiap tahunnya. Beberapa kali soal dari TO AIPKI ini muncul kembali pada saat CBT UKDI. Jadi bagi yang mengikuti TO bisa tau gambaran soal UKDI seperti apa sekaligus bisa merasakan mengerjakan soal di situasi menegangkan layaknya ujian sungguhan. Selain itu, biasanya dari kampus kedokteran juga akan diadakan try out yang juga bisa kalian ikuti. Remember, practice makes perfect!

Doa sebanyak-banyaknya dan minta restu keluarga
Dari sekian tips di atas, ini yang paling aku tekankan. Segala usaha yang kita kerahkan tidak akan seimbang bila tidak dibarengi dengan doa. Semua orang pasti merasa khawatir dan harap-harap cemas menuju hari H ujian, tapi aku pribadi merasa dengan seringnya berdoa membuat hati ini menjadi tentram dan lebih percaya diri. Aku yakin usahaku dilihat Yang Maha Kuasa, Allah gak akan mengecewakan hamba-Nya yang berikhtiar dan berdoa. Itu terus yang aku ulangi dalampikiranku. Agar semakin afdol, iringi doa kita dengan penyempurnaan ibadah kita baik yang wajib maupun Sunnah. Ibarat kalo kita ingin memohon sesuatu pada seseorang, sebuah permohonan yang besar, pastinya kita akan usaha sebisa mungkin untuk menyenangkan hati orang itu. Begitu pula dengan Allah, semakin rajin kita mengerjakan amal shaleh pasti Allah juga semakin ingin untuk mengabulkan doa kita.

Jangan lupa juga meminta doa dari orang terdekat kita seperti orangtua atau bila yang sudah menikah dari suami atau istrinya. Kalo merasa selama ini sering bikin kesel mereka, buru-buru deh minta maaf, supaya doa kita lebih gampang tembusnya, hehe. Dan satu lagi, doa yang mujarab banget itu dari anak yatim yang kita santuni. So, coba sisihkan sebagian dari uang kalian untuk bersedekah dang a ada salahnya bila kalian juga meminta mereka untuk mendoakan kelnacara ujian sambil tak lupa mengelus lembut kepala mereka. Semakin banyak yang mendoakan kalian pastinya kemungkinan untuk terkabul juga akan lebih besar, insyaa Allah.

Tetap tenang dan yakin saat ujian
Tibalah saat nya hari penentuan. Ikuti peraturan yang berlaku, datang tepat waktu dengan kostum yang sesuai. Harus tidur cukup semalam sebelumnya dan jangan lupa perut diisi. Jangan makan yang aneh-aneh ya sebelum ujian untuk menghindari gejala mules datang menyerang di saat2 kritis hehe. Jangan lupa juga berkas-berkas yang perlu dibawa dan dilarang membawa ponsel ke ruang ujian.

Pengalaman ku ujian CBT saat itu dilaksanakan di gedung FK Yarsi dan aku mendapat gelombang kedua yaitu sekitar pukul 11 pagi. Sebelum masuk ruangan ujian kami sempat digeledah bahkan hingga dicek ke dalam kerudung untuk menghindari penggunaan gadget untuk berbuat curang seperti headset. Semua orang terlihat begitu serius dan tegang pada saat kami dibariskan di depan computer masing-masing. Walaupun terdengarnya ngeri, tapi kita harus tetep tenang jangan grogi duluan nanti bisa-bisa malah ambyar pas mulai. Berdoa dulu sebelum memulai dan bersihkan kepala kalian dari pikiran-pikiran ga penting macam rencana liburan setelah ujian atau tentang jemuran yang belum diangkat. Fokus! Ini adalah puncak dari usaha dan doa selama ini. Yakin bahwa kalian sudah mempersiapkan semampu mungkin dan apapun soalnya yang nanti muncul akan bisa kalian kerjakan dengan baik. Jangan panic bila bertemu soal yang sama sekali kamu ga pernah pelajari, kamu bisa langsung isi dengan metode ‘Bismillah’ alias pasrah atau kamu bisa skip dulu manatau ada clue di soal-soal selanjutnya yang bikin kamu tetiba ingat tentang materi soal itu.  Berhubung ujiannya menggunakan computer kamu akn dengan mudah mengetahui soal mana saja yang masih belum diisi atau yang jawabannya masih kamu ragukan (kalo ga salah ada indicator warnanya). Jadi kamu bisa langsung isi soal-soal itu di waktu yang tersisa. Jangan sampe ada yang dikosongin yah, karena ga ada system minus bila kamu salah menjawab soal, jadi isi aja sebisa kamu.

Serahkan hasilnya pada yang Kuasa
Momen-momen selesai ujian adalah saat yang paling melegakan karna akhirnya fase itu telah dilewati. Ketika para peserta berkumpul di ruang karantina (agar tidak bertemu dengan peserta gelombang selanjutnya), disitu akan terjadi diskusi soal-soal yang tadi keluar. Nah, disini nih yang kadang bikin sebagian orang bahagia karena jawaban mereka sama dengan temen2nya atau malah bikin lemes karna jawabannya kemungkinan salah. Jangan dibawa pusing yah guys,seberapapun kamu nyocok-nyocokin jawaban kamu sama temen tidak akan jadi penentu berapa nilai akhir CBT kamu. Saatnya rileks setelah berminggu-minggu berurusan dengan soal-soal UKDI, be happy! Makan yang enak, bobo yang banyak sambil tetep berdoa untuk hasil yang diinginkan. Jangan lupa setelah ini masih ada ujian OSCE yang juga harus disiapkan, jang berkutat ama CBT teruus.

OSCE, tantangan kedua
Dari sekian panjang postingan ini lebih merujuk pada tips CBT karena menurutku beban menghadapi OSCE agak sedikit lebih ringan. Entahlah apa karena ujian dilaksanakan di basecamp sendiri dengan manikin yang sudah sering kita jumpai saat skillab dahulu. Dan tentunya kalo kita sudah melewati CBT kita sudah punya bekal ilmu diagnosis dan terapi untuk dipraktekkan  hanya tinggal berlatih komunikasi efektif dan beragam pemeriksaan/tindakan sesuai kompetensi kita sebagai dokter umum. Yang waktu masa koasnya sering terjun langsung ngerjain tindakan pasti beruntung banget karena jadi seperti mengulang saja, bagi yang nggak, ya rasain sendiri, wkwkwk (kejam ya akuh). Padahal aku juga bukan tipe koas yang rajin ngelakuin tindakan, disamping itu aku merasa di RS tempat kami koas tidak banyak yang boleh kami lakukan, mentok-mentok GV, hecting luka kecil, pasang infus, injeksi obat, ikut partus juga kalo beruntung ada pasiennya as kita lagi shift. Sisanya harus belajar lagi dari materi skill lab atau dari modul bimbel osce. 

Bagi yang gak ikut bimbel dan belum pernah merasakan jumpa beberapa manikin secara langsung, kalian bisa mencari video di you tube supaya ada gambaran tentang pelaksanaan tindakan itu. Aku inget saat itu kami menonton video teknik pemasangan IUD dan kami mempraktekannya dengan peralatan seadanya seperti pulpen yan gdibengkokkan ujungnya. Kalian bisa bergantian dengan teman untuk acting menjadi pasien dan dokter dengan berbagai kasus untuk lebih membiasakan diri. Kunci sukses OSCE yang paling simple menurutku adalah dengan menganggap diri kita adalah dokter sesungguhnya. Momen saat di ruangan ujian adalah gambaran kecil tentang bagaimana saat kita praktek nanti, menganamnesa pasien dan melakukan pemeriksaan yang dibutuhkan, lakukan aja sesuai yang kita tau dan gausah lebay. Oh ya, setiap sebelum masuk ruangan jangan lupa perkenalkan diri dan salam dengan penguji yah! Baca soal dengan teliti dan gunakan waktu sebaiknya. Aku yakin temen-temen pasti bisa melaluinya.

Semoga tips-tips yang aku berikan ini bisa sedikit membantu teman sejawat yang sedang dirundung galau dikarenakan UKMPPD. Aku sungguh menulis ini bukan untuk menggurui tapi hanya sekedar ingin berbagi pengalamanku yang Alhamdulillah sudah berhasil lulus One Shot walaupun waktu yang tersisa untuk belajar tidak terlalu banyak saat itu. Ya, dikarenakan ini lazy guide tentu aja nilai yang aku dapet juga ga wow, lulus aja udah Alhamdulillah bangettt. Jadi jangan ngira aku nulis gini karena aku ngerasa pinter yah, karena kenyataannya aku juga termasuk mujur bisa lulus huhuuu.

Semangat ya teman-teman, semoga sukses dan segera akhiri masa panjang kuliah kedokteran mu dan jadilah dokter yang bisa berguna bagi banyak orang dengan ilmu dan kemampuanmu. Salam sejawat!l;

Ini resolusi tahun 2020 ku, bagaimana dengan mu?

Acieee si dizi latah ni ikutan bikin resolusi di awal tahun (padahal bentar lagi udah mau bulan 2 hihi). Tujuannya sekedar agar di tahun ini kelak akan lebih disiplin menggunakan waktu sehingga berimbas pada pencapaian yang diinginkan. So these are my resolutions!

Hasil gambar untuk 2020 resolutions

Kamis, 09 Januari 2020

Update on Zaysha Sleep Training Part 2

Kelanjutan dari cerita baper postingan yang lalu. Drama buibu galau yang maju mundur mau menyapih anaknya. So this time i’m gonna tell you the bright side of the story. Karena setiap perjuangan ga melulu tentang jatuh terguling, namun juga tentang bangkit dan melangkah perlahan menuju kesuksesan, sheddhaaap!!!
Mari kita buka dengan beribu ucapan syukur, Alhamdulillah!! Once again, never thought i would get into this phase this quick! Awal-awal mulai proses sleep training ini memang berasa banget struggling nya, sampe-sampe diri ini merasa hopeless, “bakalan lama nih kayaknya..” begitu yang sering menyelimuti pikiranku. Mengingat dari beberapa postingan blog orang lain mengenai proses menyapih, kebanyakan bisa sampai berbulan-bulan. Keburu ciut duluan mak! Walaupun memang ada juga para mommies yang membagi ceritanya bahwa secara ajaib anak mereka bisa disapih hanya dalam kurun beberapa minggu bahkan hari. Beneran ga nyangka, Zaysha bisa beneran lepas nen terhitung 5 hari sejak aku mulai mengurangi frekuensi menyusunya. Awalnya aku masih berfokus pada sleep-trainingnya, dengan harapan ia bisa terbiasa tidur tanpa berulang kali terbangun sambil nangis2 minta susu. Aku belum benar-benar berniat untuk menyapihnya, namun setelah beberapa hari aku benar-benar mempelajari perilaku si kecil, disitu aku menyimpulkan mengurangi frekuensi saja akan tetap membuat ia terus mendesak agar disusui supaya bisa tertidur. Dan, akhirnya dengan berat hati aku benar-benar mencoba supaya malam itu sama sekali tidak memberikan what she wanted the most, her mommy’s breastmilk.

Sleeping baby

Update on Zaysha Sleep Training Part 1

First of all, let me say Hamdalah before starting write down this post, Alhamdulillah.
Diawali dengan rasa syukur, karna beneran ga nyangka bisa nyampe di fase ini dalam jangka waktu yang seacepat ini. Last time, I wrote an Instagram post about me trying to do a sleep training to my beloved Zaysha, tepatnya di tanggal 26 Desember 2019, sekitar seminggu yang lalu. Sebenernya aku juga nulis postingan medium ttg topik ini secara mendetail, tapi karna kelamaan mendekam di draft jadi baru kepost recently, hehe dasar akuh :p
Sekitar seminggu lalu itu aku menulis postingan ig setelah beberapa hari sebelumnya membeli perlengkapan tempur berupa botol susu, dot, dan nipple shield (pengen nge-review tapi belom sempet huhu). Dengan niatan supaya si kecil bisa terbiasa minum susu dari botol instead of nyusui langsung biar ngantuk. Yah, sehari dua hari dicoba dikit-dikit maul ah dia balik lagi ke dot setelah hampir 8 bulan lepas total dan minum hanya dari gelas atau dengan sedotan. Awal-awalnya itu cuma pengen memaparkan aja ke dot sambal masih dikasih nyusu langsung kalo dia nolak dot.

Drama GTM dan menolak disapih ala Si Kecil - repost

Busumil (Ibu Menyusui Hamil) - repost

Penulis nomaden

Jadi, meski aku bukan tipe blogger yang aktif posting, tetep aja setiap mau posting ada perasaan galau mau posting di media mana. Kalau di instagram captionnya gabisa terlalu panjang padahal mau curhat panjang lebar, kalo di blogger situsnya jadul, di Medium terlalu polos tampilannya dan merasa medum belum terlalu banyak digunakan Indonesian user, kalo di wordpress? Auah udah lupa punya akun wordpress juga wakakakak

Pengen sih bikin blog baru pake domain biar nama situsnya langsung dot com gitu, biar berasa banget punya website nya hehehe, tapi repot belom ada waktu ngurusnya, terus sayang juga ini blogger udah jadi tempat penampungan curhatan dari jaman kuliah, berarti udah hampir 10 tahun lamanya, wooooow! Tapi postingnya beberapa tahun sekali looool. Jadi kalo mau buat blog baru juga sayang banget pengennya tetep pake yang sekarang aja.

Baiklah, setelah perwakilan dizi dari cabang Medium, Blogger, Instagram, dan Wordpress berunding, didapatkan keputusan bahwa ke depannya akan memusatkan postingan curhat panjang memblentang di situs ini, sedangkan di Instagram lebih ke postingan singkat atau spoler ke postingan yang di blog. Dan aku akan merepost beberapa stories ku di Medium di Blogger dengan mencantumkan tanggal posting aslinya biar ga rancu. Jadi pembaca setiaku yang jumlah nya 0 orang ga bingung liatnya hahahaha

Semoga di tahun 2020 ini postingannya ga sesepi tahun-tahun sebelumnya. Semangat membaca dan menulis!! Jadi diri yang lebih baik!!

(Beating) Negative Thoughts

Ku kira, telah berhasil ku lewati fase yang paling sulit dari pengobatan penyakitku, yakni operasi. Ku kira, setelah ini aku sudah mulai bis...